Nationalgeographic.co.id - Para ilmuwan sebelumnya memperkirakan bahwa tata surya kita tercipta dari sekumpulan unsur yang tersebar mengitari matahari. Semua unsur itu membentuk awan yang menyelimuti matahari, yang kemudian saling menyatu untuk membentuk benda angkasa seperti asteroid, planet, dan satelit-satelit yang mengitari masing-masing planet.
Meski demikian, para ilmuwan belum mengetahui pasti unsur seperti apa yang menciptakan tata surya kita. Melalui hasil penelitian terbaru di Nature Astronomy yang terbit 16 Agustus 2021 lalu, para ilmuwan menjelaskannya.
Laporan penelitian berjudul A Solar System formation analogue in the Ophiuchus star-forming complex, mengetahui jawabannya berkat analogi pembentukan bintang aktif, yang terjadi di wilayah konstelasi Ophicus.
Bintang itu masih muda, peninggalan sisanya menawarkan pemahaman tentang tata surya yang diperkirakan unsurnya adalah radiokatif yang berumur pendek.
Baca Juga: Bisakah Mikroba Berkomunikasi dengan Spesies Asing Seperti Alien?
Para peneliti menulis, ungkapan ini selaras dengan bukti pengayaan yang dilakukan sejak 1970-an saat para ilmuwan mempelajari inklusi mineral dalam meteorit yang ternyata sisa unsur tata surya muda.
Observasi dalam peneltian ini menggunakan metode multi-wavelength pada wilayah pembentuk bintang Ophiuchus. Mereka juga menggunakan data inframerah terbaru untuk mengungkapkan hubungan antara awan gas pembentuk bintang, dan radionuklida yang diproduksi di dekat gugus bintang muda di dekatnya.
Ternyata, supernova di gugus bintang adalah yang kemungkinan besar menjadi sumber radionuklida berumur pendek itu. Itulah yang menyebabkan awan pembentuk bintang ada.
"Tata surya kita kemungkinan besar terbentuk di awan molekul raksasa bersama dengan gugus bintang muda, dan satu atau lebih peristiwa supernova dari beberapa bintang masif di gugus ini mencemari gas yang berubah menjadi matahari dan sistem planetnya," ujar Douglas Lin, dari Department of Astronomy and Astrophysics, University of California, yang terlibat penelitian.
Baca Juga: Batu Kecil Ini Terrnyata Meteorit Kuno yang Seumuran dengan Tata Surya
"Meskipun skenario ini telah disarankan di masa lalu, kekuatan makalah ini adalah menggunakan observasi multi-wavelength, dan analisis statistik yang canggih untuk menyimpulkan pengukuran kuantitatif kemungkinan model itu," Lin berpendapat dalam rilis.
Kumpulan awan Ophiuchus mengandung banyak inti protostellar pada berbagai tahap pembentukan bintang, hingga pengembangan cakram yang membuat protoplanet (tahap paling awal untuk membuat sistem planet).