Berkat Bintang Ini, Teka-teki Pembentukan Tata Surya Terungkap

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 29 Agustus 2021 | 12:00 WIB
Gambaran inframerah yang diilustrasikan ini menunjukkan adanya unsur-unsur pembentuk bintang, yang berikutnya dapat menciptakan planet yang mengelilinya. Seperti tata surya kita. (João Alves/ESO VISIONS)

Distribusi protobintang di awan Ophiuchus sebagai titik merah dari alumunium-26. (Forbes et al.)

Ketika data pencitraan dalam panjang gelombang digabungkan, para peneliti bahkan dapat menggambarkan secara visual aliran aluminium-26 yang (radionuklida berumur pendek yang dimaksud) dari gugus bintang terdekat menuju wilayah pembentuk bintang.

"Proses pengayaan yang kita lihat di Ophiuchus konsisten dengan apa yang terjadi selama pembentukan tata surya kita 5 miliar tahun lalu," kata John Forbes, peneliti utama studi dari Center for Computational Astrophysics di Flatiron Institute.

"Ketika kami melihat contoh bagus tentang bagaimana proses itu mungkin terjadi, kami mulai mencoba memodelkan gugus bintang terdekat yang menghasilkan radionuklida yang kita lihat hari ini dalam sinar gamma."

Baca Juga: Pertama Kalinya, Astronom Temukan Bukti Uap Air di Bulan Jupiter

Temuan ini membuat Forbes mengembangkan model yang menjelaskan setiap bintang masif bisa terbentuk di wilayah ini, termasuk massa, usia, dan kemungkinan meledaknya sebagai supernova. Model itu juga menggabungkan potensi hasil aluminium-26 dari angin bintang dan supernova itu.

Sehingga, model ini bisa memberi petunjuk skenario yang memungkinkan secara berbeda untuk memproduksi radionuklida itu yang diamati kali ini.

"Kami sekarang memiliki informasi yang cukup untuk mengatakan bahwa ada kemungkinan 59 persen itu karena supernova dan 68 persen kemungkinan itu dari berbagai sumber dan bukan hanya satu supernova," kata Forbes.

Lin memaparkan, temuan ini adalah terobosan baru ilmu astronomi, yang dapat berguna untuk mengetahui variasi sistem bintang lain yang bisa terbentuk. Pada kasus tata surya kita, limpahan aluminium-26 ini variasinya sangat besar dan beberapa kali lipat.

"Ini penting untuk evolusi awal sistem planet, karena aluminium-26 adalah sumber pemanas awal utama. Lebih banyak aluminium-26 mungkin berarti ada planet yang lebih kering," Forbes berpendapat.