Jarang Terjadi, Hiu di Italia Melahirkan Tanpa Dibuahi Pejantan

By Maria Gabrielle, Minggu, 29 Agustus 2021 | 21:00 WIB
Bayi hiu bernama Ispera lahir di Cala Gonone Aquarium, Sardinia, Italia. (Newsflash)

Nationalgeographic.co.id - Kejadian langka terjadi di Cala Gonone Aquarium, Sardinia, Italia. Telah lahir bayi hiu smooth-hound (Mustelus mustelus) dan diberi nama Ispera yang artinya harapan dalam bahasa Malta.

Kelahiran Ispera disebut langka karena bayi hiu ini lahir dari induk yang hidup dalam tangki bersama hiu betina lain. Dikutip dari The Sun, peristiwa ini dipercaya sebagai kelahiran partenogenesis pertama yang pernah tercatat pada spesies laut ini.

Partenogenesis adalah bentuk reproduksi aseksual di mana sel telur dapat berkembang menjadi embrio tanpa dibuahi oleh sperma. Staf dari Cala Gonone Aquarium menuturkan kalau induk bayi hiu merupakan betina yang sudah menghabiskan waktu lebih dari 10 tahun di dalam tangki tanpa pejantan.

Staf juga telah mengirim dua sampel DNA dari dua hiu betina di tangki ke laboratorium khusus untuk memastikan. Hanya saja di tengah situasi pandemi COVID-19 membuat penelitian masih berfokus ke sana, sehingga analisis DNA dua hiu ini kemungkinan memakan waktu cukup lama untuk selesai.

Baca Juga: Meski Tanpa Pasangan, Ibu Komodo Tetap Bisa Menghasilkan Keturunan

Partenogenesis telah diteliti pada lebih dari 80 spesies vertebrata, termasuk hiu, ikan, dan reptil. Dilansir dari Live Science, direktur program konservasi hiu dan pari di Mote Marine Laboratory & Aquarium, Florida, Demian Chapman mengatakan bahwa partenogenesis telah didokumentasikan pada beberapa spesies hiu dan pari. Namun, sulit untuk mendeteksi peristiwa ini di alam liar, maka yang diketahui hanya dari hewan penangkaran.

“Sekitar 15 spesies hiu dan pari diketahui melakukan ini (partenogenesis),” ujar Demian Chapman kepada Live Science.

Para ahli memperhatikan partenogenesis paling sering terjadi pada hiu karpet, hiu bambu bintik putih, dan hiu zebra karena mereka adalah spesies yang biasa tinggal dalam akuarium. Namun, bentuk reproduksi aseksual ini bisa terjadi pada hiu yang melahirkan maupun bertelur.

Di alam liar, partenogenesis kemungkinan merupakan upaya terakhir bagi betina yang tidak dapat menemukan pasangan. Baik karena terpisah dari spesiesnya, seleksi alam, atau efek dari perbuatan manusia seperti penangkapan ikan yang berlebihan.

“Di akuarium, pemisahan dari jantan atau periode isolasi yang lama dapat memicu respons alami ini pada betina,” jelas Chapman.

Beberapa hiu telah diamati berulang kali melahirkan melalui partenogenesis selama beberapa tahun. Sementara yang lain dapat beralih dari partenogenesis menjadi reproduksi seksual ketika diperkenalkan ke lawan jenis.

Seorang peneliti biosains dari Universitas Queensland, Christine Dudgeon menuturkan kalau keturunan yang dihasilkan melalui partenogenesis mendapatkan 100 persen DNA dari sang induk, tapi bukan klona. Selain itu, partenogenesis hanya terjadi pada betina dan tidak bisa mewariskan kromosom Y yang berarti keturunan yang dihasilkan selalu betina.

Baca Juga: Hiu Berjalan dan Puluhan Spesies Baru Lainnya Ditemukan di Laut Papua