Nationalgeographic.co.id - Air adalah salah satu faktor pernting dalam kehidupan di gurun, tetapi para hewan tidak selalu tak berdaya melawan perubahan cuaca ekstrem di padang gurun.
Di Amerika bagian Barat Daya, para keledai liar dan kuda sering kali menggali lubang pasir gurun yang berdebu untuk mencapai air tanah yang sejuk dan jernih untuk memuaskan dahaga mereka. Penelitian baru menunjukan kecerdikan para hewan yang seimbang ini memiliki manfaat yang luas bagi ekosistem di sekitarnya.
Lubang yang digali oleh family Equide ini bersifat baik dan bertindak sebagai oasis di padang gurun, lubang tersebut menyediakan sumber air utama selama musim kekeringan dan sangat bermanfaat bagi seluruh hewan gurun dan pohon kunci, para peneliti melaporkan, dilansir dari Science News 30 april lalu.
Hewan yang diperkenalkan ke Amerika Utara pada sekitar 500 tahun yang lalu, keledai liar dan kuda sering dianggap sebagai “villains in the west” yang berarti penjahat di barat. Spesies ini dapat meninjak-injak tumbuhan asli gurun, mengikis dasar sungai dan menjajah hewan asli gurun.
Baca Juga: Apa Kata Dunia Saat Lihat Zebroid, Hasil Kawin Silang Zebra dan Kuda
Namun ketika Erick Lundgren, seorang ahli ekologi lapangan di Aarhus University di Denmark pertama kali mengamati keledai liar menggali sumur pada tahun 2014, dia bertanya-tanya apakah lubang yang digali hewan tersebut bermanfaat bagi ekosistem seperti dengan cara lubang air buatan para gajah yang menopang ekosistem di sabana Afrika.
“Dengan kekolotan kita selama ini, kita berfokus dan hanya melihat bahwa kuda dan keledai liar adalalah perusak ekosistem,” kata Erick. “kami ingin melihat apakah lubang-lubang ini menyediakan sumber daya bagi ekositem sekitar ketika air langka,” sambungnnya.
Pertama, Erick dan rekan-rekannya harus melihat apakah lubang-lubang ini benar-benar meningkatkan akses air. Selama tiga musim panas dari 2015 hingga 2018, mereka memetakan luas permukaan air di sumur dan aliran air tanah di empat lokasi di Gurun Sonora Arizona.
Ketersediaan air sangat bervariasi antar lokasi, tetapi sumur yang sama umumnya meningkatkan air yang dapat diakses, terutama karena suhu naik. Di satu lokasi, sumur adalah satu-satunya sumber air minum setelah sungai benar-benar kering, Di tempat lain, sumur menyediakan hingga 74 persen air di permukaan yang tersedia. Sumur juga mengurangi jarak antara sumber air dengan rata-rata 843 meter, membuat sumber daya penting ini lebih mudah diakses dan mengurangi ketegangan yang dapat meningkat di antara peminum di lubang air yang terisolasi, kata Lundgren. Begitu sumur digali, hewan lain datang. Berbondong-bondong.
Baca Juga: Bangsawan Tiongkok Ini Dimakamkan Bersama Keledai, Apa Alasannya?
Para peneliti memasang kamera di lima lokasi di gurun Sonora dan Mojave untuk mengamati sumur, tepi sungai, dan tempat kering. Mereka mendokumentasikan 57 spesies vertebrata: dari burung penyanyi yang bermigrasi hingga singa gunung, yang menyeruput di sumur, yang kira-kira sama dengan jumlah spesies yang terlihat di sungai dan 64 persen lebih tinggi dari titik kering.
“Kami bahkan berhasil merekam beruang hitam yang sedang minum dari sumur tersebut,” kata Lundgren, yang juga sesekali meneguk dari sumur buatan tersebut. “Airnya cukup sejuk, dan lebih bersih dari sumber lain,” lanjutnya.
Sumur hasil galian keledai dan kuda tersebut juga bisa menjadi tempat pembibitan untuk bibit kapuk yang membutuhkan area terbuka yang lembab untuk tumbuh. Bibit yang tumbuh cepat ini berjuang untuk menerobos tepi sungai yang dipenuhi tumbuhan, dan sebaliknya mengandalkan banjir untuk tegukan air pertama mereka.
Banyak yang selamat dari musim panas yang ekstrem ini, dan berhasil tumbuh setinggi 2 meter. Di daerah di mana bendungan mengurangi banjir, sumur yang setara dapat memenuhi layanan ekosistem yang penting bagi spesies pohon ikonik ini, kata para peneliti.