Sebagai bagian dari upaya pelestarian kearifan lokal, di kawasan itu juga tumbuh setidaknya 17 jenis bambu asli Betawi dan kawasan di sekitarnya. Bambu itu tidak tumbuh begitu saja, tetapi dibudidayakan dan dikembangkan di sejumlah wilayah di Indonesia.
”Bambu banyak fungsinya, salah satunya sebagai tanggul sungai dan penyaring air yang alami,” kata Bang Idin.
Bambu dan tanaman keras lain yang tumbuh di hutan itu berdiri tegak di bantaran kali yang curam. Akarnya yang mencengkeram kuat hingga jauh ke dalam lapisan tanah mengurangi ancaman longsor.
Bukan hanya keteduhan, itulah nilai positif hutan kecil di pinggir kali itu. Membawa keluarga ke hutan ini bisa mendekatkan anak-anak kita pada alam.
Membangkitkan kesadaran seperti inilah seharusnya sungai dan bantarannya. Memang benar kata-kata iklan, berani kotor itu baik lho ternyata. Sebab, dengan blusukan di hutan ini, lelah berkeringat juga dan pasti ternoda lumpur. Namun, badan jadi segar, jiwa dan pikiran jadi cerah. Ilmu tak sekadar didapat di bangku sekolah, kan?
Alam semesta menyuguhkan banyak ilmu bagi orang-orang yang berpikir jernih. Salah satunya, oase di sisi Pesanggrahan.