"Berkat kemajuan dalam astrofisika, kita sekarang tahu bahwa di Bima Sakti saja, ada miliaran eksoplanet, membuat sebagian besar komunitas ilmiah menyimpulkan bahwa kehidupan mungkin ada di tempat lain di alam semesta," kata Berezow.
"Mereka yang tidak percaya sekarang dianggap kooks. Sementara kasus penculikan alien masih belum menjadi arus utama. UFO begitu banyak, sehingga intelijen AS baru saja mengeluarkan laporan tentang mereka," imbuhnya.
Argumen utama yang menentang kemungkinan kita dapat bersentuhan dengan alien adalah bahwa pencarian makhluk itu hanyalah perjalanan antariksa melintasi jarak begitu jauh yang sama sekali tidak praktis.
Baca Juga: Bisakah Mikroba Berkomunikasi dengan Spesies Asing Seperti Alien?
"Tentu saja, kita bisa naik pesawat ruang angkasa hari ini dan menuju ke planet yang mengorbit bintang terdekat, Proxima Centauri misalnya, tapi bukankah lebih baik kita mengemasi banyak tas pretzel dan menjualnya ini jauh lebih menyenangkan, karena akan memakan waktu sekitar 6.300 tahun untuk sampai ke sana," kata ahli kimia terkemuka, James Tour, sedikit berkelakar.
Meskipun argumen ini terdengar masuk akal, itu juga menyiratkan bahwa kita tidak akan pernah mengembangkan teknologi luar angkasa yang canggih atau membuat penemuan yang dapat membuat perjalanan antariksa antarbintang menjadi lebih mudah.
“Memakai kecepatan perjalanan cahaya? Meskipun begitu, Proxima Centauri tetap saja memiliki jarak empat tahun cahaya. Sisi lain galaksi? Lebih dari 100.000 tahun cahaya jauhnya. Bahkan lubang hitam (untungnya) berjarak ratusan tahun cahaya dari Bumi. Dan lubang cacing, saat ini, merupakan konsep spekulatif,” tutur James Tour.
Kita hanya bisa bilang, jikalau suatu saat nanti perjalanan antarbintang ini dapat terwujud, kemungkinannya sangat kecil kita dapat mengunjungi dunia asing dalam waktu yang dekat.
Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Kita Belum Menemukan Keberadaan Alien