Nationalgeographic.co.id—Sarang tawon pembunuh besar telah ditemukan di wilayah selatan perbatasan AS dan Kanada baru-baru ini, seperti yang telah dilaporkan oleh ahli entomologi setempat yang bergerak setelah mendapat laporan dari masyarakat pada 11 Agustus kemarin. Tawon ini berukuran 1,8 inci panjangnya dan memiliki panjang sengat berbisa hingga seperempat inci. Menjadikannya tawon pembunuh yang mengerikan.
'Tawon pembunuh' ini benar-benar terbukti mematikan bagi manusia dan bertanggung jawab atas kematian di Jepang yang mencapai hingga 50 orang setiap tahunnya. Selain itu, serangga pemangsa ini juga diketahui menyerang lebah madu yang tidak memiliki pertahanan bawaan terhadap mereka.
Kini, perburuan sarang tawon berbahaya ini semakin memanas di Amerika Serikat, dengan seiring ditemukannya pertama kali sarang besar di dasar pohon alder yang mati pada tahun 2019, tepatnya di sebelah timur kota Blaine di pedesaan Whatcom County. Selang kemudian, pada Oktober 2020 juga telah ditemukan sarang tawon raksasa lainnya hanya berjarak 2 mil dari lokasi pertama. Dan temuan terakhir adalah bulan Agustus tahun ini.
Dilansir dari Livescience.com, Sven Spichiger, ahli entomologi pengelola WSDA (Washington State Department of Agriculture), mengatakan, "Meskipun kami senang telah menemukan dan membasmi sarang ini di awal musim, deteksi ini membuktikan betapa pentingnya pelaporan publik." Ia pun menambahkan, "Kami yakin ada lebih banyak sarang di luar sana dan, seperti ini, kami berharap dapat menemukannya sebelum mereka dapat menghasilkan ratu baru."
Temuan ini merupakan yang pertama kalinya menemukan sarang tawon raksasa Asia (memiliki nama latin Vespa mandarinia) di negara bagian Washington tahun ini. WSDA telah menghimbau kepada masyarakat setempat agar segera melaporkan jika melihat adanya penampakan sarang tawon jenis ini. Hal ini adalah upaya agar mereka tidak memperoleh pijakan yang kuat untuk semakin berkembang pesat di wilayah tersebut.
Baca Juga: Si Pemandu Madu, Kemampuan Satwa Liar Berkomunikasi dengan Manusia
Setelah tim WSDA berhasil menemukan sarang tersebut, mereka mulai bertarung menghindari sengatan kurang lebih 113 tawon pekerja dari sarangnya yang terdiri dari sembilan lapis sisir itu. Tim WSDA juga berhasil mengamankan 67 tawon pembunuh dengan menggunakan jaring secara diam-diam. Mereka bekerja dengan penuh waspada dan kehati-hatian. Memindahkan kulit kayu dan kayu dari pohon alder yang membusuk agar dapat dengan mudah menjangkau sarang yang tersembunyi itu. Diperkirakan ada 1.500 larva dalam sarang itu yang sedang berkembang menjadi dewasa.
Karena penyengatnya yang besar, para pekerja perlu mengenakan alat pelindung dan menggunakan penyedot debu untuk mengangkat serangga, larva mereka, dan struktur sarangnya. Para pekerja memindahkan sebagian dari pohon dan sarangnya untuk dapat dipelajari oleh para peneliti di Washington State University Extension di Bellingham, yang juga terletak di Whatcom County.
Baca Juga: Penemuan Tak Terduga Sarang Tawon Bercahaya di Bawah Sinar UV
Menurut sebuah studi yang pernah dilakukan tahun 2007, yang mana hasilnya telah diterbitkan dalam jurnal Clinical Toxicology pada 20 Januari 2009 yang berjudul 'Cutaneous hemorrhage or necrosis findings after Vespa mandarinia (wasp) stings may predict the occurrence of multiple organ injury: A case report and review of literature', melaporkan bahwa kematian yang disebabkan akibat sengatan tawon ini seringnya dikaitkan dengan gagal ginjal, serangan jantung, syok anafilaksis, dan kegagalan organ multipel akibat sengatan yang berulang.
"Mereka dapat melakukan serangan massal pada sarang lebah madu, menghancurkan sarang dalam hitungan jam," menurut pernyataan WSDA.
Meskipun tawon ini berasal dari Asia Timur dan Tenggara, mereka kemungkinan datang ke Amerika Serikat sebagai “penumpang gelap" melalui seorang musafir ataupun kontainer pengiriman barang, lapor CBS News.
Baca Juga: Cantiknya Lebah 'Pelangi' Australia, Terbang Sampai Indonesia