Seperti namanya, berlian samudra ditemukan di batuan samudra. Adapun berlian kontinenal dalam adalah berlian yang terbentuk antara 300 dan 1.000 kilometer atau antara 186 dan 621 mil di bawah permukaan bumi.
Sebagai gambaran kedalaman ini, kita mengkategorikan luar angkasa sebagai 100 kilometer atau 62 mil di atas permukaan laut. Sementara Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengorbit sekitar 400 kilometer atau 250 mil di atas Bumi
Di sisi lain manusia tidak pernah berhasil menggali lebih dalam dari 12,2 kilometer atau 7,6 mil ke dalam tanah. Jadi, berlian kontinental super dalam terbentuk super jauh di dalam mantel bumi.
Baca Juga: Antara Emas dan Berlian, Manakah yang Lebih Langka di Bumi?
Seperti nama dan asalnya, berlian samudra dan berlian kontinental super dalam tampak sangat berbeda. Karena variasi dalam karakter khas isotop karbon yang disebut δ13C (delta karbon tiga belas) dapat digunakan untuk menentukan apakah karbon tersebut berasal dari organik atau anorganik, para peneliti sebelumnya telah menyarankan bahwa berlian samudra awalnya terbentuk dari karbon organik yang pernah ada di dalam makhluk hidup.
Di sisi lain, berlian kontinental super dalam memiliki jumlah δ13C yang sangat bervariasi. Sulit untuk mengatakan apakah jenis berlian ini terbuat dari karbon organik atau tidak.
Namun dalam makalah studi terbaru ini, yang dipimpin oleh ahli geologi dari Curtin University bernama Luc Doucet, tim menemukan bahwa inti berlian kontinental super dalam memiliki komposisi δ13C yang serupa. Anehnya, ini berarti, seperti berlian samudra, permata ini juga mengandung sisa-sisa makhluk yang pernah hidup.