Pertama Kali, Ahli Paleobiologi Deskripsikan Alat Kelamin Dinosaurus

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 30 Agustus 2021 | 22:30 WIB
Para ilmuwan pertama kalinya deskripsikan alat kelamin dinosaurus spesiemn Psittacosaurus. (Pixabay/Vlynn)

Nationalgeographic.co.id—Ilmuwan pertama kalinya mendeskripsikan lubang anus dinosaurus yang diterbitkan melalui jurnal Current Biology. Spesimen tersebut ialah Psittacosaurus yang hidup selama periode Kapur atau sekitar 145 juta hingga 65 juta tahun lalu.

Psittacosaurus memiliki lubang pantat multi-segi, atau yang dikenal sebagai kloaka. Saat ini, fosil yang ditemukan di barat laut China itu dipamerkan di Sencekenberg Museum of Natural History di Frankfurt, Jerman.

Kerabat Triceratops itu sebelumnya telah menjadi subjek untuk banyak penelitian. Tetapi, ini adalah pertama kali dinosaurus tersebut menjadi subjek yang menarik karena pengungkapan alat kelaminnya. Vinther dan rekan-rekan peneliti lain sebelumnya berniat untuk menemukan warna kulit Psittacosaurus, namun mereka justru menemukan lubang anus yang sangat terpelihara.

"Saya mendapat kesempatan untuk melihat spesimen itu dari dekat, dan tiba-tiba menyadari, 'kloaka sebenarnya cukup terpelihara dengan baik, dan kami benar-benar dapat melihat beberapa anatomi yang saya pikir tidak dapat kami lihat’," Jakob Vinther, ahli ahli paleobiologi di University of Bristol di Inggris kepada Live Science.

Sama seperti kebanyakan vertebrata darat, dinosaurus ini menggunakan lubang kloaka untuk berbagai hal, yakni untuk buang air besar, kencing, berkembang biak, dan bertelur.

"Anatominya unik," kata Vinther.

Baca Juga: Mumi Dinosaurus Ditemukan, Punya Kulit dan Usus yang Masih Utuh

Gambar ini menunjukkan bagaimana dinosaurus Psittacosaurus menggunakan lubang kloaka (alias lubang anus) untuk memberi isyarat selama masa kawin. (Bob Nicholls/Paleocreations.com )

“Kloaka ini dibentuk dengan cara yang sempurna dan unik. Tak terlihat seperti kloaka burung yang merupakan kerabat terdekat dinosaurus," sambungnya.

Dilaporkan tak ada satu pun dari jaringan lunak reproduksi (seperti penis) yang diawetkan. Jadi para peneliti tidak menemukan apakah dinosaurus itu jantan atau betina.

Meski begitu, dinosaurus ini kemungkinan melakukan hubungan seks kopulasi, dengan menggabungkan atau menempelkan alat kelamin pada alat kelamin pasangannya.

Lebih lanjut, Diane Kelly, ahli penis vertebrata dan sistem kopulasi di University of Massachusetts Amherst membandingkan lubang pantat Psittacosaurus dengan vertebrata darat yang masih hidup. Hasilnya, kloaka pada Psittacosaurus bisa sangat fleksibel.

Baca Juga: Berasal dari Zaman Dinosaurus, Makhluk Laut Ini Masih Hidup!

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang lubang kloaka Psittacosaurus, Kelly kemudian membandingkannya dengan vertebrata darat yang masih hidup. Berdasarkan anatomi yang diawetkan, Ia bisa berorientasi horizontal seperti burung atau berorientasi vertikal seperti buaya. 

Sebagai informasi, beberapa buaya memang memiliki kelenjar yang berada di dekat alat kelamin, yang menurut para peneliti terlihat dalam spesimen Psittacosaurus sebagai dua lobus berpigmen besar di kedua sisi kloaka.

Selain itu, tim memperhatikan bahwa daerah luar kloaka ditutupi dengan warna gelap melanin. Kemungkinan area berpigmen gelap ini adalah jenis tampilan visual, mirip dengan pantat merah cerah yang terlihat pada babon.

Baca Juga: Ypupiara lopai, Spesies Baru dari Dinosaurus Berbulu di Brasilia

Tampilan close-up dari lubang kloaka Psittacosaurus yang diawetkan (atas) dan ilustrasi tampilannya (bawah). (Vinther J. et al.)

Psittacosaurus berwarna coklat kemerahan memiliki warna countershaded, yang berarti memiliki punggung yang gelap dan bagian bawah yang terang, sehingga bagian posteriornya yang berpigmen akan menonjol.

Melanin gelap ini juga memberikan perlindungan antimikroba—sesuatu yang terlihat pada manusia. "Kami memiliki melanin di bagian tubuh tertentu yang tidak pernah melihat cahaya siang hari," kata Vinther.

Bagian berpigmen di setiap sisi lubang anus dinosaurus kemungkinan juga memiliki kelenjar yang mengeluarkan bau seperti yang dilepaskan buaya pada masa kawin.

Baca Juga: Mengapa Hanya Burung Yang Tersisa dari Era Kepunahan Dinosaurus?