Nationalgeographic.co.id—Penggalian di Situs Castel di Guido, Italia antara tahun 1979 dan 1991 membuahkan hasil yang luar biasa. Ditemukan sisa-sisa fauna dan artefak termasuk perkakas kecil maupun besar dalam jumlah yang besar.
Situs arkeologi terbuka ini berlokasi di sisi selatan kompleks vulkanik Monti Sabatini dan sekitar 20 kilometer dari Kota Roma. Dilansir dari Sci News, Dr. Paola Villa, seorang peneliti di Istituto Italiano di Paleontologia Umana dan kurator di University of Colorado Museum of Natural History menuturkan kalau ratusan ribu tahun lalu, lokasi situs merupakan tempat di mana gajah gading lurus (Palaeoloxodon antiquus) memuaskan dahaga mereka dan kadang-kadang, mati.
Dr. Paola Villa dan rekannya meneliti artefak dari Castel di Guido ini. Dia mengatakan pihaknya tidak mendapati perkakas dari tulang yang terdefinisi dengan baik seperti yang ditemukan di Castel di Guido.
“Hominid Castel di Guido memanfaatkan sisa-sisa (tulang) dengan baik, menempati situs itu selama bertahun-tahun. Mereka menghasilkan perkakas yang sistematis dan terstandarisasi, seperti satu individu yang bekerja di jalur perakitan primitif,” kata Dr. Paola Villa kepada Sci News.
Dalam studi ini ada 98 perkakas tulang gajah dari Castel di Guido yang diidentifikasi. Jurnal penelitian telah dipublikasikan pada laman Plos One dengan judul Elephant bones for the Middle Pleistocene toolmaker pada tanggal 26 Agustus 2021.
Penggunaan tulang sebagai bahan baku membuat perkakas sudah dilakukan sejak Zaman Pleistosen Awal. Selama Zaman Pleistosen Awal dan Tengah, pembentukan perkakas tulang dilakukan dengan cara memukul-menyerpih, metode yang sama digunakan untuk menghancurkan artefak batu. Meskipun pembentukan tulang ini jarang terjadi.
Beberapa perkakas runcing secara teoritis bisa digunakan untuk memotong daging. Perkakas lainnya adalah baji yang mungkin berguna untuk membelah paha gajah yang berat.
Baca Juga: 28 Fragmen Fosil Gajah Purba Stegodon Ditemukan Di Wilayah Pati
Ada pula satu perkakas yang menarik perhatian, satu artefak yang dipahat dari tulang sapi liar yang panjang dan halus di salah satu ujungnya. Benda ini menyerupai apa yang disebut oleh para arkeolog dengan lissoir, sejenis alat yang digunakan oleh hominid untuk merawat kulit. Alat ini tidak lazim sampai sekitar 300.000 tahun yang lalu.
“Di situs lain 400.000 tahun yang lalu, orang hanya menggunakan fragmen tulang apapun yang mereka miliki,” tutur Dr. Villa.
Dr. Paola Villa menduga bahwa hominid di Castel di Guido merupakan Neanderthal. Dia mengatakan sekitar 400.000 tahun lalu, mulai terlihat penggunaan api, dan hal tersebut merupakan awal dari garis keturunan Neanderthal.
Dikutip dari Science Daily, sang ahli berpikir kalau hominid Castel di Guido tidak lebih cerdas daripada sejenisnya di tempat lain di Eropa. Manusia purba ini hanya menggunakan sumber daya yang mereka miliki. Wilayah di Italia tidak punya banyak batu besar yang terbentuk secara alami, sehingga manusia purba saat itu tidak dapat membuat banyak peralatan dari batu besar.
Baca Juga: Ilmuwan Berencana Hidupkan Kembali Harimau Tasmania dan Mamut Berbulu
Namun, apa yang dimiliki di wilayah Castel di Guido adalah gajah mati. Seiring dengan perkembangan Zaman Batu, gajah gading lurus perlahan mengilang dari Eropa. Pada masa itu, mungkin hewan besar ini beramai-ramai ke sumber air dan mati. Manusia purba kemudian menemukan sisa-sisa dan membantai mereka untuk tulang panjangnya.
“Orang-orang Castel di Guido memiliki kecerdasan kognitif yang memungkinan mereka menghasilkan perkakas tulang yang kompleks,” jelas Dr. Paola Villa pada Science Daily.
“Di kumpulan lain, ada cukup tulang bagi orang-orang setempat untuk membuat beberapa (perkakas) tetapi tidak cukup untuk memulai produksi perkakas tulang yang berstandar dan sistematis,” pungkasnya.
Baca Juga: Temuan Fosil Stegodon trigonocephalus di Sumedang Siap Direkonstruksi