Arkeolog Singkap Lubang Misterius Korban Pembantaian di Prancis

By Hanny Nur Fadhilah, Sabtu, 4 September 2021 | 16:00 WIB
Arkeolog menemukan lubang Neolitis misterius penuh dengan lengan diamputasi di Prancis. (Histecho)

Nationalgeographic.co.id – Para arkeolog menemukan sisa-sisa pembantaian berasal dari 6.000 tahun yang lalu di Prancis. Ini ditemukan oleh kelompok Inrap, peneliti dari National Institute of Preventive Archaeological Research.

Dikutip Histecho, penemuan mengerikan itu menceritakan kisah pembantaian yang menghancurkan yang kemungkinan dilakukan oleh "prajurit ritual yang marah," menurut Philippe Lefranc, seorang spesialis periode itu untuk Inrap.

Di situs yang terletak tepat di luar Strasbourg, terdapat 10 jasad yang ditemukan di salah satu dari 300 "silo" kuno yang pernah digunakan untuk menyimpan biji-bijian dan bahan makanan lainnya.

Baca Juga: Menengok Patung Bison Berusia 15.000 Tahun yang Terawat di Gua Prancis

Silo disimpan di dalam tembok pertahanan yang menunjuk ke arah "masa sulit, periode ketidakamanan", jelas para spesialis.

Ribuan tahun yang lalu, sudah menjadi kebiasaan di antara komunitas budidaya di seluruh Eropa Tengah dan Barat untuk menguburkan mayat di lubang melingkar. Namun, penemuan di lubang itu, yang disebut Pit 124, menunjukkan bahwa mereka telah dibunuh secara serempak. Arkeolog meyakini mereka dibantai menggunakan kapak batu kemudian dibuang di silo.

Kapak Neolitik dari Prancis (Histecho)

Kelompok dari zaman Neolitik tampaknya meninggal akibat kekerasan, dengan beberapa luka-luka di kaki, tangan, dan tengkorak.

Dr. Fanny Chenal, seorang arkeolog dari Inrap yang mengerjakan penemuan itu menegaskan bahwa “Penemuan menunjukkan beberapa luka di kaki, tangan, tulang rusuk, panggul, dan tengkorak mereka,” paparnya.

Penanggalan karbon menunjukkan tulang-tulang yang ditemukan berusia antara 5.500 dan 6.000 tahun. Lengan tempat mayat-mayat itu ditempatkan dipotong sebagai "trofi perang".

Salah satu di antaranya terdapat lengan milik seorang remaja berusia 12-16 tahun. Dr. Chenal percaya bahwa orang-orang itu termasuk dalam kelompok sosial yang sama.