Cerita dari Sukoharjo, Penyaluran Bansos Tepat Sasaran dan Produk Lokal Ikut Berdaya

By Fathia Yasmine, Jumat, 3 September 2021 | 10:35 WIB
Polres Sukoharjo budidayakan ikan nila dan lele serta kebun masyarakat untuk penuhi kebutuhan masyarakat selama PPKM. (Tangkapan layar Youtube FMB9ID_IKP)

Tidak hanya itu, Polres Sukoharjo juga membantu penyaluran bantuan dari pihak swasta kepada masyarakat.

“Tim Bhabinkamtibmas dan Babinsa sangat memahami situasi di lapangan, tentang siapa saja yang benar-benar membutuhkan bantuan ini. Karena itu, melalui kolaborasi penyaluran sembako ini dapat disalurkan secara tepat. Saat distribusi, kami juga menggunakan kendaraan roda dua agar dapat menjangkau jalan-jalan kecil yang tidak dapat dimasuki mobil,” ujar Wahyu.

Menambahkan pemaparan Wahyu, Tubagus mengatakan bahwa masyarakat juga dapat berperan aktif untuk memantau penyaluran bansos. Masyarakat bisa mendapatkan informasi tentang bansos atau melakukan pelaporan terkait penyaluran bansos lewat situs web https://cekbansos.kemensos.go.id/.

Memastikan bansos berkualitas dan sampai tepat sasaran

Kolaborasi juga dilakukan oleh pemerintah untuk memastikan bansos diterima oleh keluarga penerima manfaat (KPM) yang benar-benar membutuhkan. Selain itu, bansos yang diterima pun harus tepat kualitas.

Sebagai informasi, pemerintah memberikan dua jenis bansos kepada masyarakat selama masa pandemi, yakni bansos reguler yang disalurkan setiap tahun dan bansos nonreguler.

Baca Juga: Virus Kuno 15.000 Tahun Diidentifikasi di Gletser Tibet yang Mencair

Contoh bansos nonreguler adalan bantuan sosial tunai (BST) yang disalurkan melalui PT Pos Indonesia. Pemerintah memberikan Rp 600.000 untuk satu KPM. Saat ini, penyaluran BST sudah memasuki tahap ke-5 dan 6.

Selain itu, bansos nonreguler juga diberikan dalam rupa bantuan beras sebanyak 10 kilogram (kg) untuk satu KPM. Bantuan beras yang disalurkan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) tersebut menyasar 28,8 juta KPM.

Tubagus mengatakan, untuk memastikan kualitas, Menko PMK Muhadjir Effendy sendiri telah melakukan pengecekan acak terhadap beras bansos sebelum disalurkan.

Sementara, untuk memastikan penyaluran bansos tepat sasaran  pemerintah juga terus melakukan pemutakhiran, validasi, dan verifikasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang menjadi sumber data penerima Bansos.

Pada kesempatan tersebut, turut hadir juga Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Berly Martawardaya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Pantik Semangat Berbagi dari Berbagai Elemen Masyarakat

Ia berharap upaya pemutakhiran, validasi, dan verifikasi DTKS terus dijalankan. Sebab, menurutnya program bansos sangat penting untuk melindungi warga miskin pada masa krisis.

Oleh sebab itu, penting untuk memastikan bansos dapat menolong masyarakat yang betul-betul membutuhkan.

Berly berharap, pemerintah dapat memperbanyak program digitalisasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Hal itu bisa dilakukan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan pengetahuan digital sebagai upaya mengoptimalkan kinerja mereka pelaku UMKM,” ujarnya.