Triceratops Terbesar di Dunia Akan Dilelang Mulai Rp 20 Miliar

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 5 September 2021 | 15:00 WIB
Triceratops yang dipajang menjelang penjualan lelangnya di rumah lelang Drouot, di Paris, Prancis. (Christophe Archambault/AFP)

Nationalgeographic.co.id - Fosil dinosaurus, Triceratops raksasa berencana akan dilelang di rumah lelang Drouot di Paris, Prancis, pada Oktober mendatang. Dinosaurus yang dijuluki Big John itu merupakan Triceratops terbesar di dunia.

Kerangka yang berusia lebih dari 66 juta tahun memiliki panjang sekitar 26 kaki (8 meter) serta memiliki lebar 6,6 kaki (2 meter). Dikutip Live Science, rumah lelang Prancis Giquello akan memajang fosil raksasa itu kepada publik mulai 16 September hingga 15 Oktober di 13 Rue des Archives di Paris, kata perwakilan Giquello dalam sebuah pernyataan.

Kemudian, pada 18 Oktober, fosil dinosaurus raksasa itu akan tampil perdana di rumah lelang Paris Hôtel Drouot. Kerangka hewan purba itu akan dilelang pada 21 Oktober. Triceratops diperkirakan akan menghasilkan antara 1,5 juta euro (sekitar 20,3 miliar hingga Rp 25,4 miliar).

Menurut bahasa Yunani, Triceratops artinya wajah bertanduk tiga. Penamaan itu memang sesuai dengan penampilannya yang punya tiga tanduk di kepala. Hewan yang dijuluki dinosaurus ksatria ini memiliki empat kaki kokoh untuk menopang tubuhnya. Ia termasuk dalam dinosaurus herbivora, yakni pemakan tumbuhan.

Baca Juga: Triceratops kecil ditemukan di Korea Selatan

Sejumlah ahli meyakini karena memiliki badan yang besar, Triceratops tidak bisa berlari cepat, tetapi mereka dapat mencapai kecepatan setidaknya 30 km/jam.

Sebagai informasi, biasanya triceratops memiliki sekitar 800 gigi. Gigi-giginya tumbuh berkelompok. Setiap kelompok gigi terdiri atas 36-40 kolom gigi, yang terletak di setiap sisi rahangnya. Setiap kolom gigi berisi 3-5 gigi.

Triceratops menghuni Amerika Utara sekitar 67 juta hingga 65 juta tahun yang lalu selama periode Kapur. Triceratops tinggal di tempat yang sekarang disebut South Dakota di sebuah benua pulau yang disebut Laramidia, yang terbentuk selama bagian akhir Kapur ketika laut dangkal membanjiri wilayah tengah Amerika Utara.

Pada 2014, ahli geologi sekaligus pemilik perusahaan paleontologi komersial independen Paleo Adventures di South Dakota, Walter W. Stein Bill menemukan fosil tersebut pada Mei 2014.

Setahun kemudian, spesimen itu digali dan direstorasi di Italia. Fosil Big John diawetkan dalam lumpur dan lebih dari 60 persen kerangkanya lengkap, dengan tengkorak 75 persen utuh.

(Giquello)

Stein menggali kerangka dari Formasi Hell Creek, dataran banjir kuno dan situs fosil yang kaya yang membentang di bagian Montana, North Dakota, South Dakota, dan Wyoming. Sebagian besar formasi berada di tanah negara bagian dan federal, menurut Museum Paleontologi Universitas California di Berkeley.

Jutaan tahun yang lalu, Triceratops mati dan tertutup lumpur tebal, yang memungkinkan tulang-tulangnya menjadi fosil. Takik yang diawetkan di tulang selangka menunjukkan bahwa triceratops terluka selama pertempuran kekerasan, mungkin selama pergumulan dengan triceratops lain atas pasangan atau wilayah, menurut pernyataan itu.

Baca Juga: Terungkap! 2,5 Miliar Tyrannosaurus Rex Pernah Hidup di Bumi

Triceratops lain mungkin bernasib lebih buruk dalam pertempuran itu. Dua tanduk terbesar Triceratops masing-masing berukuran hampir 4 kaki (1,1 meter) panjang dan hampir 1 kaki (30 sentimeter) lebar di pangkalnya, dan dapat menahan sekitar 16 ton (14,5 metrik ton).

Fosil dinosaurus lain telah mempunyai label harga yang lebih tinggi di lelang daripada kemungkinan Triceratops. Sebelumnya, pada Oktober 2020, seekor T. rex berusia 67 juta tahun bernama Stan dijual di lelang dengan memecahkan rekor $31,8 juta, menjadikannya fosil termahal sepanjang masa.

Penjualan fosil terkenal telah menimbulkan kekhawatiran di antara ahli paleontologi bahwa museum dan lembaga ilmiah lainnya akan kalah dalam penawaran spesimen berharga, yang kemudian akan hilang menjadi koleksi pribadi dan hilang dari para peneliti.