Orang Masen Berdamai dengan Gajah

By , Senin, 20 Januari 2014 | 18:09 WIB
()

Tanaman kopi yang sudah ada yang ditanam sejak generasi pertama datang ke Dusun Selamat, menjadi salah satu penyelamat yang melindungi Dusun Selamat dari amukan gajah liar. 

Mereka belajar dari orang tua yang menanam kopi sebagai pembatas antara hutan dengan kebun. “Gajah tidak mau melewati batas itu,” tandas Rusli.

Gajah tidak suka kopi, katanya melanjutkan, bisa jadi karena aromanya atau getah yang dihasilkan dari tanaman itu. Tidak diketahui secara pasti apa yang mebuat gajah tidak menyukai kopi, tapi yang pasti pelajaran turun temurun ini sangat ampuh bagi Rusli dan keluarga lainnya.

“Mereka (gajah) juga cerdas dan daya ingatnya tinggi,” tandasnya.

Warga Dusun Selamat masih punya satu rahasia lagi: rumah pohon.

Setiap keluarga membangun rumah pohon di kebunnya. Mereka membuat rumah dari kayu dengan tangga yang tinggi, mencapai 8-10 meter. Biasanya rumah tersebut dilekatkan pada pohon yang cukup kokoh sehingga tidak mudah rubuh. “Kami memilih pohon yang kuat, apapun jenisnya,” kata Rusli.

Dia menerangkan, rumah pohon adalah pertahanan terakhir bila semua upaya sudah tidak mempan lagi. “Kami jarang memakai rumah itu, biasanya gajah akan pergi setelah mendengar suara meriam,” imbuhnya.

Rusli menekankan lagi, hidup bersama gajah liar tidak harus bermusuhan. “Kami hidup berdampingan, alam mengajarkan segalanya untuk kami,” tandasnya.