“Saya tahu saya banyak tak disukai kalangan LSM karena bicara fakta. Data HIV/AIDS diperbarui tiap tiga bulan. Data terakhir, Juni 2008, ada 4.144 orang yang positif HIV/AIDS di seluruh Provinsi Papua. Irian Jaya Barat. Tertinggi di Indonesia, besar sekali persentasenya dibandingkan jumlah penduduk yang hanya 2,4 juta jiwa.”
Berdasarkan pengalaman, Sitti memperhatikan, kebanyakan LSM dan perorangan yang bergerak di bidang HIV/AIDS hanya berupaya mencegah, menyebarkan info, tak ada yang mau merawat. Para ODHA nyaris selalu tak dapat apa-apa dari dana HIV/AIDS yang banyak beredar di antara LSM.
Januari 2001, misalnya, ada seorang pasien pria meninggal karena HIV/AIDS. Istrinya, B (24 tahun) yang tampak segar bugar ternyata positif HIV/AIDS. Mereka dikaruniai dua balita wanita. Anaknya ditawari pula untuk tes laboratorium. Ternyata yang bungsu positif HIV/AIDS, mesti menjalani pengobatan TBC dan penyakit kulit yang diderita.
Sitti pun berdamai dengan kenyataan. Ternyata, bergelut di penanggulangan HIV/AIDS benar-benar tak mudah. “Saya banyak belajar dari Gunawan Ingkokusumo, penggiat pertama yang peduli HIV/AIDS di Papua yang melakukan survei di Merauke. Saya belajar dari kasus-kasus yang ada.“