Sebelum tahun 2030, lebih dari 50% dari pertumbuhan lalu lintas dunia berasal dari Asia Pasifik. Sebanyak 49% dari penumpang lalu lintas global akan berada di wilayah Asia Pasifik atau di antara wilayah tersebut, serta daerah lain.
Cina diprediksi akan mendominasi perjalanan outbound sebelum tahun 2030. Wisatawan dari Cina akan memegang porsi besar dari pertumbuhan ini (sekitar 40% dari wisatawan Asia yang melakukan perjalanan ke luar negeri).
Secara khusus sebelum tahun 2030, wisatawan urban Cina akan melakukan 1,7 miliar perjalanan domestik dan outbound setiap tahunnya, serta menghabiskan dana $1,8 triliun untuk melakukan wisata – hampir 7 kali lebih besar dari belanja mereka saat ini.
Menurut data dari situs resmi TripAdvisor Cina, daodao.com, jumlah dari pengunjung unik bulan Juli - Agustus 2013 yang mencari tujuan wisata outbound meningkat hingga lebih dari 250% (tidak termasuk Hong Kong dan Makau), dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dari mereka yang mencari tujuan wisata outbound di waktu tersebut, 56% tujuan wisata yang dicari terletak di Asia, sementara 44 destinasi yang dicari berada di luar wilayah, dengan Paris, Roma, London, dan New York jadi tujuan wisata yang paling sering dicari.
Survei BCG 2013 pun menunjukkan peningkatan jumlah wisatawan muda Cina berkecukupan yang tertarik dengan perjalanan jarak jauh. Sementara hanya 20% dari destinasi yang paling populer dalam tiga tahun terakhir yang merupakan perjalanan jarak jauh (ke AS dan Perancis), 80% dari destinasi yang paling diinginkan untuk melakukan perjalanan dalam 5 hingga 10 tahun adalah di luar Asia. Tujuan yang paling diinginkan antara lain Maldives, AS, Perancis, Australia, Yunani, Inggris, Selandia Baru dan Italia.
Sementara tamasya, bersantai dan belanja adalah aktivitas populer di antara wisatawan Cina, perjalanan luar dan petualangan muncul sebagai tren baru, memberikan kesempatan bagi negara-negara seperti Selandia Baru dan Australia untuk meningkatkan jumlah pengunjung dari Cina.
Kota-kota yang dikenal luas, seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou, Shenzhen, semuanya adalah lingkungan yang sangat kompetitif. Laporan TripAdvisor-BCG mengungkap bahwa lebih dari 80% dari konsumen pendapatan menengah dan berada (MAC) dan pebelanja potensial tinggal di kota-kota kecil di luar kota-kota metropolis Cina.
“Pasar wisata outbound Cina yang tumbuh dengan cepat merepresentasikan kesempatan besar dan tak pernah terjadi sebelumnya untuk bisnis di dunia. Perusahaan yang memiliki pemahaman mendalam dan memenuhi keinginan wisatawan Cina bisa menonjolkan diri dan memenangkan pangsa pasar,” ujar Lily Cheng, Managing Director TripAdvisor Cina, dalam keterangan pers, Selasa (28/1).
Menurut laporan tersebut banyak dari preferensi ini berkembang dengan pesat. Sebagai contoh, wisatawan Cina cenderung untuk lebih spontan dan memiliki waktu perencanaan yang lebih pendek dibandingkan dengan wisatawan Barat.
Ini sebagian besar disebabkan karena mereka suka penawaran, juga karena merencanakan perjalanan tiga hingga enam bulan sebelumnya bukan hal yang biasa dilakukan oleh wisatawan Cina.
Faktor terbesar bagi wisatawan muda dan kaya dalam memilih hotel adalah lokasi, kebersihan, dan harga.
Menurut informasi wisatawan TripAdvisor mengenai preferensi hotel, pertimbangan yang paling penting untuk traveler bisnis dan wisatawan adalah lokasi dan reputasi. Lebih jauh lagi, pelanggan Cina terus menekankan bahwa mereka mempercayai rekomendasi dari orang yang mereka tahu, serta opini dari dunia maya.
Penelitian terbaru yang dilakukan daodao.com mengungkap juga beberapa informasi menarik mengenai sifat wisatawan Cina. Contohnya, mereka lebih memilih untuk menyelesaikan pembayaran setelah kedatangan.
Ketika wisatawan dengan pengalaman lebih sedikit lebih suka melakukan pemesanan melalui agen perjalanan online Cina (OTA), wisatawan dengan pengalaman lebih kemungkinan besar memesan melalui situs OTA asing atau langsung ke properti tersebut. Selain itu, koneksi Wi-Fi gratis di ruangan, pendingin ruangan, teh Cina, camilan atau mie instan adalah fasilitas kamar paling diminati.
“Penghalang bahasa dan perbedaan budaya adalah dua masalah terbesar yang dihadapi wisatawan Cina saat melakukan perjalanan ke luar negeri. Untuk itu, hotel yang menawarkan berbagai layanan dan fasilitas yang membuat mereka merasa lebih diterima, seperti staf yang bisa berbahasa Mandarin, informasi perjalanan dalam bahasa Cina, foto dalam menu dan menerima kartu internasional –China Union Pay yang banyak dikenal wisatawan Cina– akan memiliki kesempatan lebih besar menarik mereka,” tambah Cheng.