Seorang Narapidana AS Berhasil Memecahkan Permasalahan Matematika Kuno

By Utomo Priyambodo, Rabu, 8 September 2021 | 17:00 WIB
Ilustrasi pemecahan permasalahan matematika kuno. (Pxhere)

Cerruti pada awalnya tidak familiar dengan tulisan angka-angka dari napi tersebut. Namun, program pemodelan matematika tingkat lanjut memeriksa matematika Havens dan menentukan bahwa dia telah menyelesaikan tugas dengan benar. Sudah waktunya bagi sang profesor untuk meningkatkan ujian matematika bagi Havens.

Profesor matematika dari Turin itu kemudian mengirim surat kedua yang lebih panjang kepada Havens. Kali ini sang profesor meminta pembunuh untuk melihat "masalah matematika kuno."

Mencapai apa yang berada di luar jangkauan komputer paling canggih yang tersedia untuk para matematikawan modern, "hanya dengan menggunakan pena dan kertas," Havens justru berhasil memecahkan teori bilangan kuno dan masalah "pecahan lanjutan".

Baca Juga: Kenapa Hewan Mengenal Angka Tetapi Cuma Manusia Bisa Matematika?

Christopher Havens, narapidana yang memecahkan permasalahan matematika kuno, sedang merayakan Hari Pi. (Washington Prison Service)

Teori bilangan kuno ini pernah dikerjakan oleh ahli matematika Yunani Euclid, dan dieksplorasi lebih lanjut oleh banyak pemikir abad pertengahan. Hari ini, teori tersebut digunakan dalam kriptografi militer, perbankan dan keuangan modern.

Havens memecahkan teka-teki matematika kuno ini dengan menyajikan, untuk pertama kalinya, satu set keteraturan "dalam perkiraan kelas bilangan yang besar," kata Marta Cerruti.

Pada titik inilah Profesor Cerruti kemudian membantu Havens si napi dalam merumuskan bukti matematika barunya dalam makalah ilmiah profesional. Pada Januari 2020, sang profesor dan sang narapidana itu menerbitkan temuan mereka yang menyajikan solusi untuk permasalahan matematika kuno tersebut.

Havens kini telah mendirikan klub matematika yang beranggotakan 14 orang di penjara. Dengan gaya kutu buku sejati, setiap tanggal 14 Maret, grup ini merayakan "Hari Pi".

Adapun Profesor Umberto Cerruti setiap tanggal tersebut melakukan perjalanan ke penjara Seattle dan sejak itu menulis sebuah artikel berjudul "Hari Pi di balik jeruji besi — Mengerjakan matematika di penjara," yang diterbitkan dalam jurnal Math Horizons.

Marta Cerruti mengklaim Havens menggunakan matematika untuk membantu "menyelesaikan utangnya kepada masyarakat." Jelas pembunuh ini, yang menembak pecandu lain yang kacau di saat yang kacau dan penuh emosi, kini telah mengganti jarum dan pistolnya dengan pena dan pengetahuan yang indah.

Baca Juga: Buku Matematika 140 Tahun Ungkap Kondisi Kehidupan Indonesia Kuno