Viagra Dapat Menyembuhkan Hipotermia, Perlukah Pendaki Membawanya?

By Fadhil Ramadhan, Jumat, 24 September 2021 | 16:00 WIB
Mendaki gunung merupakan kegiatan luar ruang yang cukup populer. Para pendaki harus mengikuti prosedur standar keselamatan selama mendaki gunung. (Freepik)

Tubuh kita mampu bertahan pada suhu rendah sampai sekitar suhu 10°C. Metabolisme tubuh akan menjadi lambat saat tubuh dalam keadaan dingin. Dengan demikian, sel-sel pada tubuh kita membutuhkan lebih sedikit energi dan oksigen untuk tetap hidup.

Suhu yang rendah dapat mencegah kematian sel otak. Apabila penderita hipotermia sudah mengalami kematian sel otak, sudah tidak mungkin bagi dokter untuk dapat menyadarkannya.

Studi terbaru yang diterbitkan oleh UiT, menunjukkan bahwa sildenafil (Viagra) dan vardenafil (Levitra) pada suhu serendah 20°C, dapat bekerja dengan cara yang dapat diprediksi. Temuan ini menjadi informasi baru bagaimana cara agar dapat menghangatkan kembali seseorang yang menderita hipotermia.

Baca Juga: Mengenang Joe Brown, Pendaki Legendaris yang Wariskan Jalur Pendakian

Seorang pendaki gunung memotret dirinya sendiri beberapa menit setelah menggali dari longsoran salju di Gasherbrum II. (CORY RICHARDS/National Geographic)

Gagal jantung selama pemanasan ulang tubuh ditandai dengan resistensi yang dipompa jantung terlalu tinggi. Hal itu membuat volume darah yang dipompa oleh jantung menjadi terlalu rendah. Dengan melebarkan pembuluh darah dan mengurangi resistensi, peredaran darah akan dapat berjalan dengan lebih baik.

Pada suhu tubuh normal, sildenafil atau viagra bekerja dengan melebarkan pembuluh darah di dalam tubuh. Selain digunakan sebagai obat impotensi, obat ini juga efektif mengobati tekanan darah tinggi di paru-paru.

Hipotermia merupakan keadaan yang kompleks untuk diatasi. para pendaki masih tidak dianjurkan untuk membawa viagra di dalam ransel. Langkah terbaik saat ini adalah mengikuti standar keselamatan mendaki gunung.

Baca Juga: Menganalisa Penyebab Ratusan Pendaki Tewas Di Death Zone Everest