Astronom Amati Peristiwa Langka ‘Tarian Kematian' Dua Bintang

By Wawan Setiawan, Jumat, 10 September 2021 | 14:00 WIB
Puing-puing yang bergerak cepat dari ledakan supernova yang dipicu oleh tabrakan bintang menabrak gas yang dikeluarkan sebelumnya, dan guncangan tersebut menyebabkan emisi radio terang yang terlihat oleh VLASS. (Bill Saxton, NRAO/AUI/NSF)

Nationalgeographic.co.id—Berdasarkan data yang diperoleh dari Very Large Array Sky Survey (VLASS), para ilmuwan melakukan sebuah studi baru yang mengungkap bukti langsung bahwa lubang hitam atau bintang neutron itu berputar menuju ke inti bintang pendampingnya. Saat mereka bertabrakan akan mengakibatkan ledakan yang super kuat sebagai supernova.

Peristiwa langka seperti ini hampir sangat sulit untuk dideteksi. Namun, para astronom kali ini berhasil melihat peristiwa tersebut secara langsung untuk pertama kalinya.

Hasil pengamatan dari VLASS telah memberikan informasi mengenai adanya sebuah objek yang memancarkan gelombang radio dengan jelas. Padahal, objek tersebut sebelumnya tidak muncul dalam hasil VLASS, sehingga ilmuwan menyatakan bahwa ini adalah untuk pertama kalinya mereka bisa mendeteksi keberadaan objek itu. Peneliti pun menyebutnya sebagai Faint Images of the Radio Sky at Twenty centimeters (FIRST), dan memberinya nama VT 1210+4956.

 

Pengamatan lebih lanjut dari objek VT 1210+4956 dilakukan dengan juga dengan bantuan teleskop Keck di Hawaii. Dari hasil pemantauan melalui teleskop dan VLASS peneliti menemukan bahwa pancaran radio yang sangat jelas berasal dari pinggiran galaksi kerdil yang membentuk bintang sekitar 480 juta tahun cahaya jaraknya dari Bumi.

Tercatat juga pada tahun 2014 yang lalu, melalui sebuah instrument di Stasiun Luar Angkasa Internasional telah mendeteksi adanya ledakan sinar-X yang datang dari objek tersebut.

Dilansir dari Tech Explorist, Dillon Dong, seorang mahasiswa pascasarjana di Caltech, mengatakan, “Jet itulah yang menghasilkan sinar-X yang terlihat oleh instrumen MAXI di Stasiun Luar Angkasa Internasional, dan ini menegaskan tanggal peristiwa ini pada tahun 2014. Runtuhnya inti bintang menyebabkan meledak sebagai supernova, mengikuti ledakan saudaranya sebelumnya.”

Baca Juga: Epik, Ilmuwan Jelaskan Bagaimana dan Kapan Matahari Akan Mati

Urutan Peristiwa 'Tarian Kematian 2 Bintang' — Searah jarum jam, dari kiri atas: (1.) Sebuah bintang neutron atau lubang hitam mengorbit bintang pendamping (Bill Saxton, NRAO/AUI/NSF)

Ia menambahkan,“Bintang pendamping pada akhirnya pun akan meledak, tetapi penggabungan ini mempercepat prosesnya.”

Berkat data-data pengamatan yang telah dikumpulkan ini, para astronom dapat mempelajari sejarah menarik dari tarian kematian dua bintang besar untuk pertama kalinya selama berabad-abad. Bintang-bintang tersebut memang terlahir sebagai pasangan biner yang saling mengorbit salah satu bintang yang lebih masif dari lainnya. Kini, setelah mereka bertabrakan dan menghasilkan ledakan sebagai supernova, mereka meninggalkan sebuah lubang hitam atau bintang neutron yang superpadat.

Gregg Hallinan, ilmuwan dari Caltech berkata, “Semua potongan teka-teki ini cocok untuk menceritakan kisah yang luar biasa ini. Sisa-sisa bintang yang meledak sejak lama akhirnya jatuh ke pendampingnya, yang juga menyebabkannya turut meledak.”

Baca Juga: Astronom Italia Menemukan Gugus Bintang Baru Berusia 12,6 Miliar Tahun

 

 

Kisah tarian kematian ini diawali ketika 300 tahun yang lalu, dimana orbit lubang hitam terus menerus tumbuh dan mengarahkannya menuju ke bintang pendampingnya. Ia pun lama kelamaan akan memasuki atmosfer pendampingnya itu. Di titik inilah interaksi mulai terjadi. Ia akan memancarkan gas dari pendampingnya ke luar angkasa. Gas tersebut pada akhirnya akan membentuk torus, yaitu cincin seperti donat yang terus mengembang mengitari mereka.

Manakala lubang hitam itu masuk ke inti bintang pendampingnya, hal ini akan mengganggu proses fusi nuklir dari bintang pendamping tersebut, sehingga menyebabkan gravitasinya menjadi runtuh. Saat itulah, piringan material pun mulai terbentuk dan mengorbit. Material yang keluar dari piringan dengan kecepatan yang bergerak ke arah cahaya, membuat arahnya menembus bintang. Ledakan dahsyat pun akhirnya terjadi.

Baca Juga: Bintang Gagal: Keistimewaan Si Katai Cokelat yang Sulit Dipahami

Sebuah lubang hitam atau bintang neutron di inti pendamping bintang masifnya. Akresi cepat ke objek telah menyebabkannya membentuk piringan akresi dan meluncurkan sepasang jet dengan kecepatan hampir cahaya. Jet-jet itu telah menembus bintang, yang akan meledak dalam supernova karena sejumlah besar energi yang dilepaskan. Dalam beberapa tahun ke depan, materi bintang yang meledak akan menembus torus padat materi bintang yang dikeluarkan oleh objek selama berabad-abad sebelumnya, menciptakan pancaran cahaya radio. (Chuck Carter)

“Kunci penemuan ini adalah VLASS, yang menggambarkan seluruh langit terlihat di garis lintang VLA – sekitar 80 persen dari langit – tiga kali selama tujuh tahun. Salah satu tujuan melakukan VLASS adalah untuk menemukan objek transien, seperti ledakan supernova, yang memancarkan cahaya terang pada panjang gelombang radio. Supernova ini, yang disebabkan oleh penggabungan bintang, bagaimanapun, adalah sebuah kejutan,” kata Hallinan.

“Padahal, dari semua hal yang kami pikir akan kami temukan dengan VLASS, ini bukan salah satunya.” pungkas Hallinan.

Hasil kajian Gregg Hallinan dan rekan-rekannya ini telah dipublikasikan dalam jurnal Science pada 3 September 2021 dengan mengambil judul A transient radio source consistent with a merger-triggered core collapse supernova.

Baca Juga: Ibarat Knalpot, Pembentukan Bintang Baru Dapat Mencemari Kosmos