Bertentangan Dengan Teori, Galaksi Bima Sakti Ternyata Tidak Homogen

By Ricky Jenihansen, Jumat, 10 September 2021 | 10:39 WIB
Ilustrasi seniman: Awan dan aliran gas murni kosmik (magenta) bertambah ke Bima Sakti, tetapi gas ini tidak tercampur secara efisien dalam cakram Galaksi. (Dr Mark A. Garlick)

Tapi kini, tim astronom University of Geneva menunjukan bahwa gas-gas ini tidak tercampur sebanyak yang diperkirakan sebelumnya. Temuan itu memiliki dampak kuat pada pemahaman evolusi galaksi saat ini. Akibatnya, simulasi evolusi Bima Sakti harus dimodifikasi.

Annalisa De Cia, seorang profesor di Department of Astronomy di Faculty of Science, University of Geneva Faculty menjelaskan bahwa galaksi terdiri dari kumpulan bintang dan dibentuk oleh kondensasi gas dari medium intergalaksi yang sebagian besar terdiri dari hidrogen dan sedikit helium. Gas ini tidak mengandung logam tidak seperti gas di galaksi – dalam astronomi, semua unsur kimia yang lebih berat dari helium secara kolektif disebut "logam", meskipun mereka adalah atom dalam bentuk gas.

"Galaksi didorong oleh gas 'perawan' yang jatuh dari luar, yang meremajakannya dan memungkinkan bintang-bintang baru terbentuk," jelasnya dalam rilis University of Geneva.

Baca Juga: Planet Dingin Hampir Mengisi Seluruh Tempat di Galaksi Bima Sakti

Ilustrasi ini menunjukkan pemahaman para astronom saat ini tentang struktur skala besar Bima Sakti. Bintang dan daerah pembentuk bintang sebagian besar dikelompokkan ke dalam lengan spiral. Mengukur bentuk, ukuran, dan jumlah lengan spiral merupakan tantangan karena Bumi terletak di dalam galaksi. (NASA)

Pada saat yang sama, lanjutnya, bintang-bintang membakar hidrogen yang menyusunnya sepanjang hidupnya dan membentuk unsur-unsur lain melalui nukleosintesis. Ketika sebuah bintang yang telah mencapai akhir hidupnya meledak, ia menghasilkan logam seperti besi, seng, karbon, dan silikon, dan memasukkan unsur-unsur ini ke dalam gas galaksi.

Atom-atom itu kemudian dapat mengembun menjadi debu, terutama di bagian galaksi yang lebih dingin dan lebih padat. "Awalnya, ketika Bima Sakti terbentuk, lebih dari 10 miliar tahun yang lalu, ia tidak memiliki logam. Kemudian bintang-bintang secara bertahap memperkaya lingkungan dengan logam yang mereka hasilkan", ia melanjutkan.

Dan ketika jumlah logam dalam gas ini mencapai tingkat yang ada di Matahari, para astronom berbicara tentang Solar metallicity. Dalam astronomi, metallicity adalah kelimpahan unsur-unsur yang ada dalam suatu objek yang lebih berat dari hidrogen dan helium. Sebagian besar materi fisik normal di alam semesta adalah hidrogen atau helium, dan para astronom menggunakan kata "logam" sebagai istilah singkat untuk semua elemen kecuali hidrogen dan helium.

Baca Juga: Ibarat Knalpot, Pembentukan Bintang Baru Dapat Mencemari Kosmos