Sepatu Berusia 2.300 Tahun Ditemukan Masih Utuh di Pegunungan Altai

By Utomo Priyambodo, Jumat, 10 September 2021 | 20:30 WIB
Sepatu bot wanita berusia 2.300 ditemukan masih utuh di Pegunungan Altai, Rusia. (State Hermitage Museum)

Nationalgeographic.co.id—Jika orang tuamu pernah memberi nasihat "Belilah sepatu yang sekalian bagus agar awet dan tahan lama," kamu mungkin perlu cari tahu dulu referensi mengenai sepatu bagus dan mampu awet lama tersebut.

Sebuah penemuan arkeologi ini mungkin bisa menjadi referensimu. Apalagi jika kamu adalah seorang perempuan yang sedang menjadi alas kaki berjenis sepatu bot.

Pada tahun 1948, para arkeolog di Siberia, Rusia, menemukan sepatu bot wanita bergaya yang benar-benar dibuat untuk bertahan lama. Bahkan, benar-benar awet sangat lama dan bisa tetap utuh hingga selama 2.300 tahun.

Jarang para arkeolog menemukan sisa-sisa kuno yang telah bertahan ribuan tahun dalam kondisi hampir sempurna seperti penemuan sepatu bot wanita ini Sepatu bot dengan pola rumit ini ditemukan di pegunungan Altai Siberia bersama dengan penemuan penting lainnya –termasuk perhiasan, makanan, dan senjata.

 

Sepatu menakjubkan ini diyakini berusia 2.300 tahun dan milik seorang perempuan dari bangsa Skithia. Sepatu ini menampilkan sol rumit yang terbuat dari kulit merah lembut serta desain geometris yang dijahit dengan kristal pirit dan manik-manik hitam, sebagaimana dipaparkan oleh Earthly Missions.

Manik-manik indah pada sol sepatu bot yang sekarang menjadi bagian dari koleksi State Hermitage Museum ini, memicu banyak keingintahuan dan spekulasi online.

Beberapa ahli mengajukan teori bahwa sepatu bot itu dibuat khusus untuk penguburan. Teori ini akan menjelaskan keadaan sol sepatuh yang hampir utuh total tersebut.

Yang lain berpikir bahwa sepatu itu mungkin milik seorang wanita berpangkat tinggi yang tidak akan banyak berjalan. Atau yang lain, orang-orang Skithia menghabiskan begitu banyak waktu di atas kuda, sehingga kulit sepatu mereka terhindar dari kerusakan.

Baca Juga: Mumi Dinosaurus Ditemukan, Punya Kulit dan Usus yang Masih Utuh

Sepatu kuno ini diyakini miliki seorang perempuan dari bangsa Skithia. (State Hermitage Museum)

Menurut para sejarawan, orang-orang Skithia sering bersosialisasi di depan api sambil berlutut. Hal ini menyebabkan detail di bagian bawah sepatu mereka akan terlihat oleh orang-orang lain, dan dengan demikian bagian bahwa sepatu ini merupakan aspek penting dari pakaian seseorang.

Orang-orang Skithia kuno adalah orang-orang nomaden yang melintasi benua Eurasia. Lokasi sepatu di Pegunungan Altai adalah salah satu gundukan pemakaman utama orang-orang Skithia, di mana banyak benda dan pakaian lain ditemukan di dekat sepatu bot tersebut.

Seperti peradaban kuno lainnya, sudah menjadi kebiasaan bagi para pengembara ini untuk mengubur orang-orang mati mereka dengan barang-barang penting untuk membantu mereka melakukan perjalanan ke alam baka.

Baca Juga: Keranjang Berusia 2.400 Tahun Ditemukan di Mesir, Isinya Masih Utuh

 

Orang-orang Skithia biasanya membangun struktur seperti kabin kayu jauh di dalam tanah untuk menampung orang-orang mati mereka. Di sana setiap tubuh orang mati ditempatkan di dalam peti mati kayu yang diisi dengan harta benda mereka.

Persiapan yang cermat bersama dengan lapisan es Pegunungan Altai inilah yang menjaga keawetan sepatu bot itu selama berabad-abad.

Orang-orang Skithia dan kudanya tidak dapat dipisahkan, bahkan setelah kematian. Bersama dengan harta benda berharga mereka dan benda-benda lainnya, kuda-kuda mereka juga dikubur bersama mereka.

Kuda adalah bagian penting dari kehidupan orang-orang Skithia dan merupakan hewan paling penting dan serbaguna yang digunakan oleh para pengembara tersebut. Mereka awalnya memelihara kawanan besar kuda untuk mengambil susu dan kulitnya, tetapi kemudian menjadi salah satu bangsa pertama yang memanfaatkan kuda sebagai tunggangan.

Pemanfaatan kuda-kuda ini adalah kesuksesan besar bagi orang-orang Skithia karena kuda-kuda itu dapat memperluas cakrawala mereka dengan bergerak hingga kecepatan 30-40 mil per jam. Dengan menunggangi kuda-kuda ini mereka juga bisa melewati batas-batas lingkungan yang melumpuhkan orang-orang yang bepergian dengan hanya berjalan kaki.

Baca Juga: Badak Berbulu Purba Ditemukan Membeku di Siberia, 80 Persen Utuh

Struktur kuburan orang-orang Skithia. (Institute of Archaeology of the Russian Academy of Sciences, St Petersburg.)

Menurut ZME Science, orang-orang Skithia berkembang dari tahun 900 Sebelum Masehi hingga sekitar 200 Sebelum Masehi. Pada titik maksimum ekspansinya, mereka memiliki pengaruh yang meluas ke Asia Tengah, dari Laut Hitam utara sampai ke Tiongkok.

Ada banyak yang tidak kita ketahui tentang budaya Skithia karena mereka tidak meninggalkan catatan tertulis. Namun, kita memiliki peninggalan catatan yang ditulis dari orang-orang kuno lainnya, seperti orang-orang Yunani, Asyur, dan Persia. Satu hal yang pasti, semua bangsa kuno tersebut tampak sangat ketakutan oleh orang-orang Skithia.

Dalam bukunya yang berjudul Histories dari abad ke-5 Sebelum Masehi, Herodotus menulis bahwa "Tidak seorang pun yang menyerang mereka (orang-orang Skithia) dapat melarikan diri, dan tidak seorang pun dapat menangkap mereka jika mereka tidak ingin ditemukan."

Kini mungkin kita benar-benar sudah tidak bisa lagi menemukan orang-orang Skithia yang tersisa. Namun temuan sepatu bot orang Skithia yang masih utuh ini, meski sudah berusia ribuan tahun, masih dapat kita lihat. Sepatu bot ini kini dipajang di State Hermitage Museum di St. Petersburg, Rusia.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan! Seniman Michelangelo Ternyata Bertubuh Pendek