Cerita Hidung Belang yang Berakhir di Tiang Gantungan Batavia

By National Geographic Indonesia, Minggu, 12 September 2021 | 20:00 WIB
Sisipan litografi Oey Tamba Sia, berdasarkan gambar M. G. de Coudray dalam majalah Prancis L'Illustration, 1857. (Wikimedia Commons)

Sayang, pedagang kaya raya yang sangat disegani di Batavia ini meninggal di usaia 50 tahun, dan meninggalkan harta warisan untuk anak-anaknya—melebihi dua juta gulden.

(Wikimedia Commons)

Berbeda dengan sang ayah, Oey Tamba gemar berbuat jahat dan maksiat. Konon pada setiap pagi, saat ia membuang hajat di kali di Jalan Toko Tiga yang airnya masih jernih itu, puluhan orang menunggunya membuang uang kertas yang digunakan untuk membasuh. Tak jarang mereka saling berebut, hingga jatuh korban luka.

Gong Guan atau Kongkoan, sebuah dewan majelis yang terdiri dari para pemimpin masyarakat Tionghoa di Batavia, mendengar kejahatan Oey Tamba. Mereka meminta Majoor der Chinezen Tan Eng Goan untuk bertindak tegas, karena dianggap menjatuhkan nama Tionghoa di mata masyarakat Batavia.

Akhirnya Oey Tamba Sia diseret ke tahanan polisi di Batavia. Pengadilan Landraad (Museum Sejarah Jakarta) digelar dan ia diputus bersalah. Tiang gantungan menjadi akhir dari riwayat hidup si playboy jutawan Batavia.