Mencari Motif di Balik Misteri Pesawat yang Hilang

By , Selasa, 18 Maret 2014 | 08:45 WIB

Polisi Malaysia menyelidiki latar belakang personal, politik, dan agama para pilot dan awak jet penumpang yang hilang, kata seorang perwira senior, Minggu (16/3), saat mereka mencari tahu mengapa seseorang di dalam pesawat itu menerbangkan pesawat ratusan mil jauhnya dari jalur yang semestinya.

Pemerintah Malaysia juga meminta bantuan internasional dalam mencari pesawat Malaysia Airlines di dua koridor yang membentang dari Laut Kaspia hingga selatan Samudra Hindia, kata sejumlah diplomat.

Tak ada jejak pesawat Boeing 777-200ER yang telah ditemukan sejak hilang pada 8 Maret dengan 239 orang di dalamnya. Namun, para penyidik yakin, pesawat itu dialihkan oleh seseorang yang tahu bagaimana menonaktifkan sistem komunikasi dan pelacakan.

"Kami tidak mengesampingkan motivasi apa pun saat ini," kata seorang pejabat polisi senior yang tahu tentang investigasi itu kepada kantor berita Reuters.

Hilangnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 itu telah membingungkan para penyidik, pakar penerbangan, dan detektif internet sejak hilang dari layar kontrol lalu lintas udara sipil di lepas pantai timur Malaysia kurang dari sejam setelah lepas landas dari Kuala Lumpur dalam perjalanan ke Beijing.

Dalam sebuah konferensi pers pada Sabtu, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan, para penyelidik yakin seseorang mengarahkan pesawat itu ke barat, jauh dari rute yang sebenarnya. Sinyal-sinyal elektronik yang terus diterima secara berkala sejumlah satelit menunjukkan bahwa pesawat itu terus terbang selama hampir tujuh jam setelah terakhir terlihat radar militer Malaysia di lepas pantai barat laut negara itu. Data-data satelit yang diungkapkan Najib menunjukkan, pesawat itu bisa berada di mana saja di salah satu dari dua busur: satu yang membentang dari Thailand utara hingga perbatasan Kazakhstan dan Turkmenistan, atau busur yang membentang dari Indonesia hingga ke Samudra Hindia yang luas di selatan.

Sebuah sumber yang dekat dengan sejumlah penilaian pejabat AS mengatakan, kemungkinan besar pesawat itu menuju selatan ke Samudra Hindia, di mana pesawat mungkin telah kehabisan bahan bakar dan jatuh. Ruang udara di sebelah utara lebih ramai, dan pesawat akan mungkin terdeteksi.

Para pejabat Malaysia mendaftar lebih banyak negara yang mereka hubungi untuk dimintai bantuan dalam mencari di sepanjang dua busur itu, yang menurut mereka sama pentingnya. Negara-negara itu mulai dari negara-negara bekas Republik Soviet di Asia Tengah hingga ke kawasan utara Australia di selatan, serta Perancis, yang menguasai hamparan pulau tak berpenghuni yang terletak jauh di selatan Samudra Hindia.

Samudra Hindia merupakan salah satu tempat paling terpencil di dunia serta salah satu yang terdalam. Kenyataan itu bakal menjadi tantangan besar bagi upaya untuk menemukan reruntuhan atau perekam suara dan data penerbangan yang merupakan kunci bagi pemecahan teka-teki itu.

Rumah pilot diperiksa

Najib mengatakan, dengan terungkapnya sejumlah bukti bahwa pesawat itu sengaja dialihkan, penyelidikan terhadap awak pesawat dan penumpang akan ditingkatkan. Dalam hitungan jam, sejumlah petugas telah menggeledah rumah kapten Zaharie Ahmad Shah (53 tahun) dan kopilot Fariq Abdul Hamid (27 tahun) di kawasan kelas menengah di pinggiran Kuala Lumpur yang terletak dekat dengan bandara.

Zaharie seorang pilot berpengalaman. Ia digambarkan oleh rekan-rekan maupun mantan rekan kerjanya sebagai penggila terbang yang menghabiskan hari liburnya dengan mengoperasikan simulator penerbangan seukuran sebenarnya yang dia bangun di rumahnya. Departemen Perhubungan Malaysia mengatakan, para ahli sedang memeriksa simulator itu, tetapi mengimbau kepada masyarakat untuk "tidak cepat-cepat membuat kesimpulan terkait penyelidikan polisi itu".

Pejabat polisi senior itu mengatakan, program-program simulator penerbangan itu diteliti secara saksama. Ia menambahkan, simulator itu tampak normal dan memungkinkan para pemain berlatih terbang dan mendarat dalam kondisi yang berbeda.

Sejumlah posting di halaman Facebook-nya menyatakan bahwa pilot itu secara politik merupakan oposan dari koalisi yang memerintah Malaysia selama 57 tahun sejak negara itu merdeka.

Sehari sebelum pesawat itu hilang, pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, diputus bersalah dalam kasus sodomi dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara. Putusan itu di mata para pendukung Anwar dan kelompok hak asasi manusia internasional telah dipengaruhi kepentingan politik.

Ketika ditanya apakah latar belakang Zaharie sebagai pendukung oposisi sedang diperiksa, polisi senior itu hanya mengatakan, "Kami perlu memperhitungkan segala kemungkinan."

Malaysia Airlines mengatakan, pihaknya tidak yakin Zaharie akan menyabotase pesawat itu. Rekan-rekannya juga tidak percaya hal itu.

"Tolong, biarkan mereka temukan pesawat itu dulu. Zaharie tidak bunuh diri, bukan orang yang fanatik politik seperti yang beberapa media asing katakan," kata seorang pilot Malaysia Airlines yang dekat dengan Zaharie kepada Reuters. "Apakah salah bagi seseorang untuk memiliki pendapat politik?"

Kopilot Fariq adalah seseorang yang religius dan serius tentang kariernya, kata keluarga dan teman-temannya. Hal itu berlawanan dengan berita miring tentang sang kopilot.

Pakar ragu militan terlibat

Sejauh ini tidak ada rincian tentang penumpang atau awak yang punya kaitan kelompok militan, yang bisa menjelaskan motif untuk menyabotase pesawat itu. Kelompok militan Islam di Asia Tenggara, seperti Jemaah Islamiyah (JI), yang melakukan pengeboman di Bali tahun 2002, telah sepi dalam beberapa tahun terakhir setelah pasukan keamanan menangkap atau menembak mati banyak anggota mereka.

Para pakar mengatakan, mereka meragukan militan yang tersisa punya keterampilan atau kemampuan untuk melaksanakan sebuah pembajakan yang kompleks. "JI tidak terlibat kekerasan di wilayah itu sejak tahun 2007," kata Sidney Jones, Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict, yang berbasis di Jakarta. "Kelompok-kelompok lain yang aktif di Indonesia, dalam mencoba untuk membuat sejumlah rencana teror, semuanya tidak begitu kompeten. Saya akan sangat terkejut jika ada kelompok dari Indonesia, Filipina, atau Malaysia sendiri yang terlibat langsung."

Malaysia mengatakan, analisis terbaru dari data satelit menunjukkan bahwa sinyal terakhir dari pesawat yang hilang itu diterima pada pukul 08.11 pagi waktu setempat, atau hampir tujuh jam setelah pesawat itu berbalik arah di atas Teluk Thailand dan kembali menyeberangi Semenanjung Malaysia. Data itu tidak menunjukkan apakah pesawat itu masih terbang atau menentukan lokasinya pada saat itu. Terbang selama lebih dari tujuh jam tentu telah membuat pesawat itu kehabisan bahan bakarnya.