Orion, pesawat buatan Lockheed Martin, pernah digunakan mencari kapal selam yang hilang, tetapi pada hari-hari ini lebih kerap dipakai sebagai pesawat patroli maritim.
Pesawat ini juga dipakai membantu penanganan dampak badai Katrina dan bencana kilang minyak BP Horizon. Sensor dari armada P-3 Orion dapat melacak benda-benda di atas maupun bawah permukaan air.
Satu pesawat pencari lain adalah P-8 Poseidon milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Pesawat ini adalah modifikasi dari Boeing 737 yang dirancang untuk menjadi pesawat intai dan anti-kapal selam.
Australia juga menyertakan satu pesawat angkut Hercules C-130 untuk menjatuhkan pelampung bertanda merah bila pencarian mendapatkan titik terang.
Selain kelima pesawat tersebut, India mengirimkan pesawat patroli maritim jarak jauh P8i dengan fasilitas optik elektrik dan gelombang inframerah. Lalu, negara ini mengirimkan pula pesawat Hercules C-130J. Kedua pesawat dipakai mencari di area perairan 8.000-an kilometer dari Jakarta, Indonesia.
Kapal
Sebuah kapal dagang Norwegia yang menanggapi permintaan bantuan pada Senin (17/3/2014) menargetkan pemindaian menggunakan radar pada Kamis malam. Lalu, pada Jumat pagi mereka akan menyapu area secara visual. AMSA menginformasikan pula, saat ini satu lagi kapal dagang sedang bergerak menuju lokasi yang terekam citra satelit.
Angkatan Laut Australia juga sudah mengirimkan kapal HMAS Success, kapal terbesar yang mereka miliki dan akan cukup luas untuk menampung semua puing pesawat bila ditemukan. Kapal ini masih dalam perjalanan dari Ausralia dan masih butuh beberapa hari untuk sampai ke lokasi yang terekam satelit.
Pelampung
Pesawat Hercules yang terlibat dalam pencarian di kawasan selatan Samudra Hindia ini akan menurunkan pelampung penanda di lokasi sesuai citra satelit. Pesawat pencari kemudian akan melacak pelampung tersebut. Keberadaan pelampung ini akan sangat penting ketika cuaca dan jarak pandang menjadi halangan.