Pencarian pesawat Boeing 777-200ER untuk penerbangan MH370 milik Malaysia Airlines di perairan selatan Samudra Hindia berlanjut pada Jumat (21/3).
Pencarian ini menindaklanjuti pengumuman dari otoritas dan Pemerintah Australia, Kamis (20/3), tentang temuan dua obyek dari citra satelit yang diduga terkait dengan pesawat itu, Kamis (20/3).
Berikut ini adalah data terakhir terkait pencarian berdasarkan informasi Australia tersebut sebagaimana dirangkum Associated Press:
Citra satelit
Ahli dari Angkatan Laut Australia mengatakan, dua obyek yang terekam satelit komersial tersebut memiliki panjang sekitar 24 meter dan 5 meter. Lokasi kedua obyek berjarak sekitar 2.500 kilometer dari Perth, berada di perairan terpencil yang kerap dilanda badai.
Pencari tetap menekankan bahwa terbuka kemungkinan kedua obyek bukan bagian dari pesawat yang hilang. Manajer divisi tanggap darurat dari Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) mengatakan, gambar relatif tidak jelas, tetapi penampakannya kredibel.
Young mengatakan, kedua benda tersebut memiliki ukuran yang masuk akal dan mungkin posisinya sekarang terendam air.
Namun, Peter Marosszéky, ahli penerbangan dari University of New South Wales di Sydney, Australia, berpendapat, citra satelit itu hanya merekam sebagian dari ribuan kontainer sampah laut.
Otoritas Malaysia mengarahkan satelit lain untuk mendapatkan gambar beresolusi lebih tinggi dari kedua obyek. Mereka berharap akan ada petunjuk lebih lanjut.
Pesawat
Pencarian lokasi yang terekam satelit melibatkan empat pesawat pencari dan satu pesawat pengangkut. Namun, Young sudah mengingatkan sejak awal bahwa jarak pandang merupakan kendala upaya pencarian.
AMSA mengatakan, awan hujan di atas perairan tersebut mengaburkan pandangan setidaknya dari satu pesawat pencari, Kamis. Daerah pencarian juga sangat jauh dari daratan.
Dua pesawat P-3 Orion milik Australia dan satu unit dari Selandia Baru telah menjalani penerbangan delapan jam pergi pulang, dengan dua jam pencarian sebelum harus kembali ke darat.
Orion, pesawat buatan Lockheed Martin, pernah digunakan mencari kapal selam yang hilang, tetapi pada hari-hari ini lebih kerap dipakai sebagai pesawat patroli maritim.
Pesawat ini juga dipakai membantu penanganan dampak badai Katrina dan bencana kilang minyak BP Horizon. Sensor dari armada P-3 Orion dapat melacak benda-benda di atas maupun bawah permukaan air.
Satu pesawat pencari lain adalah P-8 Poseidon milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Pesawat ini adalah modifikasi dari Boeing 737 yang dirancang untuk menjadi pesawat intai dan anti-kapal selam.
Australia juga menyertakan satu pesawat angkut Hercules C-130 untuk menjatuhkan pelampung bertanda merah bila pencarian mendapatkan titik terang.
Selain kelima pesawat tersebut, India mengirimkan pesawat patroli maritim jarak jauh P8i dengan fasilitas optik elektrik dan gelombang inframerah. Lalu, negara ini mengirimkan pula pesawat Hercules C-130J. Kedua pesawat dipakai mencari di area perairan 8.000-an kilometer dari Jakarta, Indonesia.
Kapal
Sebuah kapal dagang Norwegia yang menanggapi permintaan bantuan pada Senin (17/3/2014) menargetkan pemindaian menggunakan radar pada Kamis malam. Lalu, pada Jumat pagi mereka akan menyapu area secara visual. AMSA menginformasikan pula, saat ini satu lagi kapal dagang sedang bergerak menuju lokasi yang terekam citra satelit.
Angkatan Laut Australia juga sudah mengirimkan kapal HMAS Success, kapal terbesar yang mereka miliki dan akan cukup luas untuk menampung semua puing pesawat bila ditemukan. Kapal ini masih dalam perjalanan dari Ausralia dan masih butuh beberapa hari untuk sampai ke lokasi yang terekam satelit.
Pelampung
Pesawat Hercules yang terlibat dalam pencarian di kawasan selatan Samudra Hindia ini akan menurunkan pelampung penanda di lokasi sesuai citra satelit. Pesawat pencari kemudian akan melacak pelampung tersebut. Keberadaan pelampung ini akan sangat penting ketika cuaca dan jarak pandang menjadi halangan.