Prediksi Astronom: Inilah Supernova yang Akan Meledak Tahun 2037

By Wawan Setiawan, Rabu, 15 September 2021 | 18:00 WIB
Studi baru ilmuwan terhadap galaksi yang jauh justru menemukan adanya supernova yang diprediksi akan meledak 2037. (admin_gke11ifx/Pledge Times)

Nationalgeographic.co.id—Baru-baru ini, astronom mencoba untuk memprediksi peristiwa astronomi yang akan terjadi pada 2037 nanti. Ini bukanlah pekerjaan yang mudah bagi mereka, karena mereka harus menggabungkan dan menganalisa data yang mereka dapatkan hanya dari bantuan teleskop, waktu kembalinya beberapa komet, serta kapan gerhana bulan dan matahari akan terjadi mendatang.

Semua data itu akan mereka kumpulkan untuk dapat meramalkan peristiwa supernova dari sebuah bintang yang disebut sebagai Supernova Requiem. Sayangnya, peristiwa yang akan terjadi ini tidak bisa dilihat langsung dengan mata telanjang, mungkin beberapa teleskop bisa menemukannya.

Melihat gambar yang berhasil ditangkap oleh teleskop Hubble, astronom akan mencoba memberikan prediksi dari supernova yang tampak dalam gambar tersebut sebagai tiga buah titik-titik kecil, yang diyakini oleh astronom sebagai cahaya dari dampak ledakan.

 

Titik-titik tersebut terlihat bervariasi dalam kecerahan warnanya, menandakan adanya tiga fase berbeda dari ledakan yang memudar ketika mulai mendingin dari waktu ke waktu.

Dilansir dari Tech Explorist, Steve Rodney dari University of South Carolina di Columbia yang merupakan peneliti utama studi ini, mengatakan, “Penemuan ini adalah contoh ketiga dari supernova yang dicitrakan berlipat ganda dimana kita dapat mengukur penundaan waktu kedatangan. Ini adalah yang paling jauh dari ketiganya, dan penundaan yang diprediksi sangat lama. Kita akan dapat kembali dan melihat kedatangan terakhirnya, yang kami prediksi akan terjadi pada 2037, plus atau minus beberapa tahun.”

Hasil analisa temuan Steve Rodney dan rekan-rekannya ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Astronomy pada 13 September 2021 berjudul A gravitationally lensed supernova with an observable two-decade time delay. Anda dapat mempelajari temuan ini lebih lanjut dalam laporan mereka tersebut.

Baca Juga: Astronom Amati Peristiwa Langka ‘Tarian Kematian' Dua Bintang

Tiga tampilan supernova yang sama muncul pada gambar 2016 di sebelah kiri, yang diambil oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble. Tapi mereka hilang dalam gambar 2019. (Joseph DePasquale (STScI))

Seperti yang dilaporkan, ketiga titik-titik kecil yang ada pada gambar dari teleskop Hubble menunjukkan adanya tiga supernova yang berada pada fase berbeda. Gambar ini ditangkap pada tahun 2016 yang lalu. Untuk penampilan di masa depan nanti akan menjadi pandangan keempat yang diketahui dari supernova yang sama.

Dengan menggunakan model komputer cluster, ilmuwan akan melakukan prediksi. Model ini memberikan gambaran dari beberapa jalur yang akan dilalui oleh cahaya supernova melalui labirin materi gelap yang menggumpal dalam galaksi yang berkelompok. Cahaya yang berasal dari cluster MACS J0138.0-2155 ini membutuhkan waktu sekitar empat miliar tahun untuk mencapai Bumi. Namun, di sisi lain, cahaya dari Supernova Requiem membutuhkan waktu hampir 10 miliar tahun untuk perjalanannya.

“Gambar supernova berlensa yang diprediksi muncul pada tahun 2037 tertinggal dari gambar lain dari supernova yang sama karena cahayanya bergerak langsung melalui tengah gugus, tempat jumlah materi gelap terpadat berada.” kata Rodney.

Baca Juga: Detail Supernova Saat Awal Ledakan, Tertangkap Foto Pertama Kalinya

 

Ia menambahkan, “Massa cluster yang sangat besar telah membelokkan cahaya, menghasilkan waktu tunda yang lebih lama. Ini adalah yang terakhir tiba karena ini seperti kereta api yang harus masuk jauh ke dalam lembah dan mendaki kembali lagi. Itu jenis perjalanan paling lambat untuk cahaya.”

Pada 2019, Gabe Brammer rekan penulis studi dari Cosmic Dawn Center di Niels Bohr Institute, University of Copenhagen, Denmark, menemukan gambar supernova berlensa. Gambar tersebut muncul saat ia sedang menganalisis galaksi jauh yang diperbesar oleh cluster galaksi latar depan yang masif. Metode ini ia pakai sebagai salah satu dari program Hubble yang diberi nama REsolved QUIEscent Magnified Galaxies (REQUIEM).

Ketika Brammer membandingkan gambar yang ia peroleh dengan gambar yang diambil dari tahun 2016, ia menemukan sebuah objek berwarna merah yang menarik perhatiannya. Namun, objek itu terlihat menghilang pada gambar yang diambil pada 2019.

Baca Juga: Berkat Teleskop Ini, Lima Supernova Tersembunyi Berhasil Terdeteksi

Gambar yang ditangkap Hubble pada tahun 2016. Dengan inset pada beberapa objek yang terlihat. (Hubble)

“Tetapi kemudian, pada pemeriksaan lebih lanjut dari data tahun 2016, saya melihat ada tiga objek yang diperbesar, dua merah dan satu ungu. Masing-masing dari tiga objek dipasangkan dengan gambar lensa galaksi masif yang jauh. Segera itu menyarankan kepada saya bahwa itu bukan galaksi yang jauh tetapi sumber sementara dalam sistem ini yang telah memudar dari pandangan pada gambar 2019 seperti bola lampu yang dimatikan.” tutur Rodney.

“Metode tunda waktu ini berharga karena merupakan cara yang lebih langsung untuk mengukur laju ekspansi alam semesta. Dengan adanyapenundaan waktu lama ini dapat membantu Anda untuk bisa mendapatkan pengukuran yang baik dan tepat. Anda hanya sabar dan menunggu bertahun-tahun, dalam hal ini, lebih dari satu dekade, untuk gambar akhir itu kembali. Ini adalah jalur yang sepenuhnya independen untuk menghitung tingkat ekspansi alam semesta. Nilai sebenarnya di masa depan akan menggunakan sampel yang lebih besar untuk meningkatkan presisi.” kata Rodney dalam laporannya.

Dengan adanya peristiwa tersebut, akan dapat membantu para astronom dalam upaya mengukur waktu tunda di antara keempat gambar supernova. Hal ini akan memberikan petunjuk tentang jenis medan ruang melengkung yang harus ditutupi oleh cahaya bintang yang meledak itu. Supernova meledak dan memudar seiring dengan waktu. Para peneliti memperkirakan bahwa tayangan ulang supernova yang sama akan muncul pada tahun 2037.

Baca Juga: Astronom: Supernova Mungkin Bertanggung Jawab Atas Kepunahan Masal