“Pertanyaannya adalah: Apa artinya ini? Bagaimana kita menafsirkan cetakan ini? Mereka jelas tidak sengaja ditempatkan, ”kata rekan penulis Thomas Urban, seorang peneliti di Department of Classics di Cornell University kepada Cornell Chronicle.
Urban mengatakan, sisi yang menarik dari temuan tersebut adalah jejak tersebut sangat tua dan bisa jadi karya seni tertua yang diketahui hingga saat ini. “Tidak ada penjelasan utilitarian untuk ini. Jadi, apa itu? Sudut pandang saya adalah, dapatkah kita menganggap ini sebagai perilaku artistik, perilaku kreatif, sesuatu yang sangat manusiawi," katanya.
Menurut peneliti, berdasarkan ukuran jejak tangan dan kaki, para peneliti mengusulkan bahwa dua pembuat jejak terlibat dan kemungkinan besar adalah anak-anak. “Fakta bahwa panel tersebut menyertakan sidik jari memberikan satu petunjuk,” kata para peneliti.
Baca Juga: Sains Terbaru, Gambar Cadas Kontroversial Ini Dilukis oleh Neanderthal
Meski demikian, faktanya, sidik jari jarang menjadi catatan manusia meski jejak kaki banyak ditemukan. "Kehadiran mereka menghubungkan panel Tibet dengan tradisi seni parietal — yaitu seni yang tidak bergerak — yang ditandai dengan stensil tangan di dinding gua," jelas peneliti.
Para ilmuwan berhipotesis bahwa anak yang membuat jejak kaki itu berusia sekitar 7 tahun dan anak yang membuat sidik jari berusia sekitar 12 tahun.
"Penemuan luar biasa ini menambah badan penelitian yang mengidentifikasi anak-anak sebagai beberapa seniman paling awal dalam genus Homo," kata para peneliti.
Baca Juga: Gambar Cadas Purbakala di Sulawesi Terancam Rusak oleh Perubahan Iklim