Nationalgeographic.co.id—Bayangkan suatu hari, sebuah pesawat yang kita tumpangi mendarat di pulau terpencil. Lalu, kita tidak menemukan makanan di pulau itu. Apakah kita akan memakan sesama penumpang untuk bertahan hidup?
Ternyata bakteri bisa. Bahkan, mereka bahkan memakan kerabat mereka sendiri. Demikian menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences. Penelitian ini dilansir oleh Science ABC.
BAKTERI BISA BERTAHAN 1.000 HARI TANPA MAKANAN
Dalam penelitian ini, bakteri diambil dari tanah dan ditumbuhkan dalam labu dengan garam selama 1.000 hari. Mereka kehilangan semua sumber makanan. Akan tetapi, setelah lebih dari 2,5 tahun, mereka ditemukan masih hidup!
Jadi bagaimana mungkin? Semua bakteri itu masih hidup. Bukankah semua mahluk hidup membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Ternyata, bakteri tidak terlalu sentimental dan akan memakan sisa-sisa teman dan keluarga mereka yang sudah mati untuk bertahan hidup.
Mereka melakukan apa yang harus mereka lakukan untuk hidup. Saya tidak mengatakan bahwa bakteri menghancurkan semua kesetiaan mereka dan memakan sesama mereka. Bakteri yang lebih kuat hanya memakan sisa-sisa bakteri yang lebih lemah—versi oportunistik dari 'survival of the fittest'.
Baca Juga: Aduh! Air Minum di Stasiun Luar Angkasa Internasional Tercemar Bakteri
Apakah bakteri yang lebih kuat membunuh yang lebih lemah? Kita tidak tahu. Mungkin pembunuhan bakteri adalah hal yang belum kita temukan? Namun, hal yang kita ketahui adalah bahwa bakteri memiliki alat untuk membunuh, seperti enzim yang dapat melubangi dinding sel bakteri lain. Ketika bakteri menggunakan alat pembunuh ini untuk membunuh bakteri lain, itu disebut alolisis.
Ada juga beberapa bakteri, misalnya, Bdellovibrio bacteriovorus, yang mampu memakan bakteri lain hidup-hidup.
Jadi… hanya itu yang mereka lakukan untuk bertahan hidup? Akankah bakteri mati cukup untuk menopang bakteri lapar selama bertahun-tahun, puluhan tahun, atau bahkan berabad-abad?
BAKTERI MEMILIKI MEKANISME PENYIMPANAN ENERGI
Ketika kita jatuh sakit atau pulang ke rumah kelelahan setelah seharian bekerja, kita sering malas dan seolah kehilangan energi. Kita pun tidak ingin melakukan hal lain, selain meringkuk di tempat tidur.
Nah, bakteri juga merasakan hal yang sama. Mereka menjadi sangat lapar dan kekurangan energi sehingga mereka menghentikan atau memperlambat semua proses biologis mereka. Ini setara dengan perasaan lesu, mirip dengan bagaimana beruang berhibernasi di musim dingin. Dengan cara ini, kebutuhan energi mereka menurun, yang memungkinkan mereka untuk menyimpan sedikit energi yang tersisa.
Baca Juga: Spesies Bakteri yang Amat Tangguh Ditemukan, Bisa Berkembang di Beton
Bacillus, spesies bakteri yang terlibat dalam penelitian ini, ditemukan memiliki umur panjang. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk berubah menjadi endospora. Inilah alat bertahan hidup yang umum digunakan oleh spesies Bacillus setiap kali mereka mengalami stres yang berkepanjangan. Kekuatan khusus ini menjadi alasan mengapa mereka memiliki umur panjang.
Spora adalah organisme bersel tunggal kecil yang membawa informasi genetik spesiesnya sehingga nantinya dapat berubah menjadi individu baru.
Jadi, apa yang dilakukan bakteri adalah membuat salinan DNA mereka, menempatkannya dalam spora yang dilapisi protein pelindung, membuatnya mampu melewati perjalanan yang sulit. Spora ini tetap tertidur atau 'tidak aktif' sampai lingkungan menjadi lebih menguntungkan untuk bertahan hidup.
Dalam hal ini, seandainya beberapa sumber makanan masuk ke dalam labu tempat bakteri tumbuh, spora ini akan pecah dan sel bakteri baru akan mulai tumbuh.
Baca Juga: Geobacter, Bakteri Berdaya Listrik, Kini Sudah Ditemukan Saklarnya
Namun, tidak semua spesies bakteri memiliki sifat pembentuk spora ini. Jenis bakteri lain pada akhirnya akan mati lebih cepat dan tidak akan bertahan lama. Namun, untuk membentuk spora, diperlukan energi. Artinya, mereka harus memakan sisa-sisa bakteri yang mati untuk mengumpulkan energi untuk melakukannya.
BERAPA LAMA MEREKA BISA BERTAHAN HIDUP TANPA MAKAN ?
Sayangnya, penelitian ini hanya dilakukan selama 1.000 hari. Akan tetapi, otak di balik penelitian ini, berdasarkan analisis matematis, menyatakan bahwa bakteri dalam penelitian ini dapat hidup sekitar 100.000 tahun tanpa makanan!
Jumlah ini dihitung dengan melihat laju pertumbuhan dan dinamika pertumbuhan bakteri yang kelaparan. Namun, secara realistis, akan sangat sulit untuk membuktikannya secara ilmiah. Pasalnya, para ilmuwan utama akan mati sebelum mereka dapat menentukan apakah hipotesis itu benar!
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Bakteri yang Tak Bisa Terdeteksi Sistem Imun Manusia