Perisai Zaman Renaisans yang Dijarah Nazi, Akhirnya Pulang ke Rumah

By Maria Gabrielle, Selasa, 21 September 2021 | 19:00 WIB
Perisai didesain oleh Giulio Romano. dan dibuat Girolamo di Tommaso da Treviso sekitar tahun 1535. (Philadelphia Museum of Art)

“Sebuah karya yang telah hilang selama gejolak Perang Dunia II dengan senang hati dikembalikan, dari sini telah muncul kemitraan ilmiah yang luar biasa,” kata Timothy Rub, direktur Museum Seni Philadelphia dalam sebuah pernyataan.

Duta besar Republik Ceko untuk Amerika Serikat, Hynek Kmoníček menyebut kasus ini sebagai contoh utama praktik terbaik dalam restitusi. Dia menambahkan, kolaborasi kedua pihak yang bermanfaat dapat menjadi model kemitraan internasional dalam memulihkan seni yang dijarah.

Baca Juga: Kisah Dave Hersch, Tawanan Yahudi yang Lolos Dua Kali dari Nazi

Adolf Hitler dan Ernst Röhm. The Night of Long Knives (Malam Pisau Panjang) atau Pembersihan Röhm adalah pembersihan yang berlangsung di Jerman Nazi dari 30 Juni hingga 2 Juli 1934. (Public Domain)

Philadelphia Inquirer melaporkan perisai ini dibuat oleh pematung dan pelukis Italia bernama Girolamo di Tommaso da Treviso sekitar tahun 1535. Desain perisai sendiri dirancang oleh Giulio Romano. Girolamo di Tommaso da Treviso meggunakan gesso dan potongan-potongan emas untuk membuat pemandangan masa perang yang kompleks.

Perisai berdiameter 24 inci atau 60,96 sentimeter tersebut menggambarkan penyerbuan Romawi atas Kartago Baru, wilayah yang saat ini terdapat di Spanyol, pada 209 SM.

Baca Juga: Ini Mungkin 'Kubus Heisenberg' Program Nuklir Gagal Nazi, Kata Ilmuwan

Perisai dari abad ke-16 ini memiliki diameter sekitar 60 sentimeter. (Philadelphia Museum of Art)

Diduga pencipta perisai ini ingin menarik persamaan antara sejarah kemenangan kekaisaran Romawi dan keberhasilan militer kontemporer Kaisar Romawi Suci, Charles V yang memerintah dari tahun 1519 hingga 1556.

Selama Perang Punisia II, jenderal Romawi bernama Scipio Afriacanus memimpin banyak kampanye yang sukses di bagian utara Afrika. Pada saat pembuatan perisai, Charles baru saja menyelesaikan kampanye militer yang sukses melawan Kekaisaran Ottoman Muslim di wilayah yang sama.

Sekembalinya dari pertempuran tahun 1535, kota-kota di seluruh Italia mengadakan perayaan untuk menghormati kaisar. Perisai dekoratif ini mungkin digunakan sebagai properti seremonial.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Bukti Pembantaian Nazi di 'Lembah Kematian' Polandia