Gabriel Garcia Marquez: Saya Adalah Wartawan

By , Sabtu, 19 April 2014 | 12:10 WIB

Kematian Gabriel Garcia Marquez ditangisi di seluruh dunia. Bagi orang-orang yang mengenal dia atau karyanya, Marquez dipuji sebagai raksasa sastra modern. Sepanjang hayatnya, Marquez menegaskan bahwa dia selalu adalah seorang wartawan.

Marquez adalah penulis dari novel dan cerpen yang memabukkan, penuh dengan nuansa khas Amerika Latin seperti takhayul, kekerasan, dan kesenjangan sosial. Dia secara luas dianggap sebagai penulis berbahasa Spanyol paling populer setelah Miguel de Cervantes yang hidup pada abad ke-17.

Lahir di Kolombia 87 tahun lalu, pemenang Nobel Sastra pada 1982 ini disandingkan kebesarannya dengan Mark Twain dan Charles Dickens. Dia meninggal pada Kamis (17/4).

Karya-karyanya, seperti Chronicle of a Death Foretold, Love in the Time of Cholera, dan Autumn of the Patriarch laris manis melebihi karya cetak apa pun dalam bahasa Spanyol, selain Injil. Novel epik yang dia tulis pada 1967, One Hundred Years of Solitude terjual lebih dari 50 juta kopi dan diterjemahkan ke lebih dari 25 bahasa.

Cara Marquez bertutur tentang kehidupan sehari-hari, membuat dia terkenal sebagai praktisi sastra realisme magis. Dia bisa menulis sebuah cerita fiksi dengan unsur fantastis, seperti ketika bertutur tentang anak laki-laki yang lahir dengan ekor babi atau seorang pria yang terseret awan kupu-kupu kuning.

Lewat akun Twitter, Presiden Kolombia menuliskan ungkapan duka citanya untuk Marquez, dengan menyisipkan salah satu judul novel Marquez di dalamnya. "A thousand years of solitude and sadness at the death of the greatest Colombian of all time," tulis dia. Seribu tahun kesendirian dan kesedihan karena kematian dari orang Kolombia terbesar sepanjang masa.

Juga lewat Twitter, Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy menulis, "Kasih sayang dan kekaguman bagi penulis sastra Spanyol yang penting dan universal di paruh kedua abad kedua puluh."

Kalimat pertama Novel One Hundred Years of Solitude telah menjadi salah satu kalimat pembuka yang sangat terkenal. "Bertahun-tahun kemudian, saat ia menghadapi regu tembak, Kolonel Aureliano Buendia ingat tentang satu sore saat ayahnya membawa dia menemukan es."

Gerald Martin, penulis biografi setengah resmi Garcia Marquez, mengatakan kepada Associated Press bahwa One Hundred Years of Solitude adalah novel pertama yang menggambarkan pengakuan Amerika Latin tentang diri mereka sendiri, mendefinisikan keberadaan mereka, merayakan semangat mereka, intensitas mereka, spiritual sekaligus takhayul, serta kecenderungan mereka untuk gagal.

Penghormatan terakhir

Keluarga Marquez merencanakan upacara pribadi untuk penghormatan terakhir bagi penulis ini. Rencananya, jasad Marquez akan dikremasi. Sementara itu, Pemerintah Meksiko menjadwalkan upacara penghormatan publik pada Senin (21/4), bertempat di Palace of Fine Arts, pusat art deco yang bersejarah di Mexico City, Palace of Fine Arts.

Duta Besar Kolombia untuk Meksiko, Julio Gabriel Ortiz, lewat wartawan mengusulkan abu Marquez ditebar antara Meksiko hingga Kolombia. Bellum ada konfirmasi dari keluarga soal disetujui atau tidaknya usul tersebut.

"Akan ada sebagian (abu) di Meksiko, tentu saja. Saya bepikir bahwa ada bagian lain yang juga bisa berada di Kolombia," ujar Ortiz. "Kami ingin mendapatkan kehormatan itu, memiliki bagian abunya beristirahat dengan tenang di sana."