Peradaban Karibia Kuno yang Hilang Musnah Sebelum Kedatangan Eropa

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 20 September 2021 | 22:45 WIB
Ilustrasi masyarakat asli Karibia sebelum kedatangan Spanyol. Diperkirakan sebagian besar dari mereka lenyap sebelum orang Eropa datang menjajah. (TOM BJÖRKLUND)

"Hal yang luar biasa adalah bahwa cara hidup [masyarakat] kuno tempaknya bertahan di Kuba barat hingga sekitar 900 M," kata William Keegan, rekan penulis studi di Nature yang merupakan seorang arkeolog di Florida Museum of Natural History, dikutip dari National Geographic.

"Mereka tampaknya hidup tanpa gangguan dan dengan sedikit pencampuran."

Pada laporan di Science, Krause dan tim memaparkan bahwa penduduk asli pulau-pulau besar Karibia, ternyata lebih sedikit ketika Spanyol tiba pada abad ke-15, dibandingkan catatan yang dilaporkan pendatang Spanyol sendiri.

Baca Juga: Jazirah Arab Dulunya Hijau dan Jadi Rute Migrasi Penting Manusia Purba

Rincinya, para peneliti berhasil mengungkap berdasarkan data genetik dengan model matematika, ada puluhan ribu penduduk di pulau besar seperti Hispaniola—pulau yang kini terdiri dari Haiti dan Republik Dominika—dan Puerto Riko. Padahal, berdasarkan catatan biarawan Spanyol yang dikutip Krause dan tim, diperkirakan ada 3,5 juta orang di Hispaniola.

Dengan perbedaan data ini, bisa diasumsilkan bahwa penduduk asli sebenarnya telah hilang karena penyakit atau dampak lain di luar invasi Eropa.

"Pendekatan baru dalam memperkirakan ukuran populasi masa lalu ini berpotensi merevolusi pandangan kita tentang migrasi masa lalu dan perubahan budaya," kata Krause.

Kemudian dalam hitungan besar penduduk asli Karibia lenyap setelah kedatangan orang Spanyol. Dalam studi, para peneliti menunjukkan bahwa DNA mereka mampu bertahan di penduduk pulau di masa berikutnya, dan gennya bercampur dengan para pendatang Eropa maupun orang Afrika yang diperbudak.

Baca Juga: Suku Taino, DNA Penyintas Zaman Kedatangan Colombus di Amerika