GRAPHENE 101
Manusia telah mengetahui keberadaan graphene sejak 1859. Bagaimanapun, graphene tidak lain adalah sebuah satu lembar atom karbon. Lapisan dan lembaran graphene ini menumpuk untuk membuat grafit. Ya, materi yang sama yang digunakan dalam pensil.
Namun, grafit adalah materi yang rapuh, umum, dan tidak mengesankan. Dalam hal ini, apa yang membuat graphene begitu istimewa?
Kekuatan graphene adalah bahwa materi itu adalah bahan dua dimensi pertama yang dikenal manusia. Untuk memperjelas, dua dimensi yang dimaksud adalah dari perspektif elektron, bukan manusia.
Baca Juga: SPHEREx, Misi Terbaru NASA Untuk Mengetahui Asal Usul Alam Semesta
Bagi banyak orang, graphene adalah materi tiga dimensi, karena memiliki ketebalan satu atom. Namun, untuk elektron yang melewatinya, graphene adalah ‘jalan raya’ dua dimensi.
Tidak seperti grafit 3-D, tempat elektron dapat bergerak dengan cara apa pun; dalam graphene dua dimensi, gerakannya terbatas hanya pada satu arah.
Hampir 150 tahun manusia menghabiskan waktu untuk mencoba mengisolasi graphene dari grafit. Selama 150 tahun percobaan laboratorium yang berat dan sama sekali tidak ada hasil yang ditunjukkan untuk upaya tersebut. Inilah yang menyebabkan gagasan bahwa bahan dua dimensi tetap tidak stabil pada suhu ruangan. Dunia ilmiah tampaknya telah menyerah pada graphene.
Kemudian, datanglah dua ilmuwan bernama Andre Geim dan Konstantin Novoselov. Mereka membuat graphene menggunakan scotch tape.
Tak disangka, duo ini memenangi Hadiah Nobel untuk eksperimen yang cukup aneh ini. Sekarang, mengapa banyak ilmuwan bisa dengan yakin mengklaim bahwa graphene akan menjadi pertanda perubahan?
Ini adalah beberapa kegunaan potensial untuk graphene.
Baca Juga: Efisiensi Penerbangan: Material Pesawat dan Lalu-lintas Udara Berubah