Cincin Einstein, Fenomena Luar Angkasa dan Pemahaman Baru Tentangnya

By Wawan Setiawan, Sabtu, 25 September 2021 | 17:00 WIB
Galaksi sempit yang melengkung dengan anggun di sekitar teman bulatnya dalam gambar ini adalah contoh fantastis dari fenomena yang benar-benar aneh dan sangat langka. Gambar ini, diambil dengan Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA/ESA, menggambarkan GAL-CLUS-022058, yang terletak di konstelasi belahan bumi selatan Fornax (The Furnace). (ESA/Hubble & NASA, S. Jha)

Galaksi sempit yang melengkung dengan anggun di sekitar teman bulatnya ini adalah contoh fantastis dari fenomena yang benar-benar aneh dan sangat langka.

Pertama kali diteorikan oleh Einstein dalam teori relativitas umumnya, di mana bentuk objek yang tidak biasa ini dapat dijelaskan melalui proses yang disebut pelensaan gravitasi. Cahaya yang bersinar dari jauh dibelokkan dan ditarik oleh gravitasi suatu objek antara sumbernya dan pengamat.

Dilansir dari Tech Explorist, peneliti utama Anastasio Díaz-Sánchez dari Universidad Politécnica de Cartagena di Spanyol, mengatakan, “Untuk mendapatkan sifat fisik galaksi berlensa, diperlukan model lensa. Model seperti itu hanya dapat diperoleh dengan pencitraan Hubble.”

Baca Juga: Surat Albert Einstein yang Berisi Rumus E=MC2 Dijual Rp17,2 Miliar

Inilah 'Cincin Einstein' pertama dalam data arsip NASA. (NASA)

Ia juga menambahkan, “Secara khusus, Hubble membantu kami mengidentifikasi empat gambar kontra dan rumpun bintang dari galaksi berlensa, yang digunakan untuk gambar Picture of the Week.”

Dalam hal ini, cahaya dari galaksi latar belakang telah terdistorsi menjadi kurva yang kita lihat oleh gravitasi gugus galaksi yang duduk di depannya. Penjajaran yang hampir persis antara galaksi latar belakang dengan pusat gugusan galaksi, terlihat di tengah gambar ini, telah melengkungkan dan memperbesar gambar galaksi latar menjadi cincin yang hampir sempurna. Gravitasi dari galaksi di cluster akan segera menyebabkan distorsi tambahan.

"Galaksi berlensa adalah salah satu galaksi paling terang dalam rezim panjang gelombang milimeter," kata Helmut Dannerbauer dari Institut Astrofisika Kepulauan Canary di Spanyol dan anggota tim investigasi.

Baca Juga: Dari Hulk Hingga Einstein, NASA Rilis 21 Nama Rasi Bintang Terbaru