Sepenggal Sosialita Jakarta Punya Cerita

By , Senin, 19 Mei 2014 | 14:00 WIB

Dari Victoria Peak, kelihatan jelas gedung-gedung pencakar langit di Hongkong. Indah sekali. Lokasi ini tambah cantik dengan latar belakang selat Victoria Harbour.

Mereka (peserta arisan) menghabiskan waktu semalam di sana. Saat malam hari tiba, 10 perempuan ini tertawa riang gembira di vila. Mereka mengobrol ngaIor-ngidul.

Salah satu obrolan mereka adalah rencana menjodohkan beberapa anak mereka yang belum menikah. Namun, toh rencana itu selalu gagal. Padahal, sudah sejak tiga tahun lalu rencana perjodohan ini digagas. Mereka geli sendiri membicarakan rencana konyol itu. Bahkan, kini salah satu anak yang dijodohkan tak mau datang lagi. Dia kapok.

Para sosialita kalangan jetset ini hanya semalam di vila. Esok sorenya, mereka sudah berada lagi di bandara, bersiap terbang ke Jakarta. Ada setumpuk kegiatan lain di Jakarta yang harus mereka lakukan.

Sesi foto

Menilik cerita arisan sosialita Jakarta bukan hanya di atas jet. Adalah kesaksian Lady Nabilla, istri seorang pengusaha ternama. Pada kelompok arisannya, dress code dan sesi foto menjadi salah satu hal penting yang harus dipatuhi setiap anggotanya.

Kisah arisan Lady Nabilla ini diceritakan dalam buku "KOCOK! The Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites" yang ditulis Joy Roesma dan Nadia Mulya. Lady memiliki kapal pesiar pribadi dan kerap pergi arisan ke luar negeri. Saat ini, dia ikut 34 kelompok arisan. Artinya, setiap hari dia punya acara arisan. Nominal kocokan arisannya berbeda-beda. Mulai Rp 10 juta hingga Rp 300 juta.

Bagi Lady, arisan adalah kebersamaan. Makanya, mereka secara bersama-sama harus mengikuti dress code. Selain itu selalu ada sesi foto. Bahkan dua dari 34 kelompok arisan yang diikuti Lady adalah penggila foto. Salah satunya, "Da Real Foto Mania" (DFM). Jumlah pesertanya 30 orang, tapi yang rajin hadir hanya 15 orang.

Setiap bulannya, kelompok arisan DFM selalu berganti dress code dan lokasi. Tapi terkadang mereka melakukannya di restoran-restoran mewah. Apabila sudah berfoto di restoran mewah, ibu-ibu kelompok arisan DFM ini tak peduli lagi dengan sekitarnya. Mereka berfoto tanpa malu. Belum lagi dress code yang aduhai. Terang saja setiap pengunjung meliriknya. Paling heboh dan konyol adalah saat mereka pergi ke Singapura hanya untuk berfoto heboh.

Lady juga pernah membuat ide arisan dengan dress code bertema Sailor Moon di DFM. Info dress code Sailor Moon sudah muncul sejak awal bulan di grup BlackBerry Messenger (BBM) DFM. Semua peserta arisan menjahit secara khusus baju mereka.

Arisan bertema Sailor Moon ini dilakukan di atas yacht Lady. Bukan arisan dulu yang mereka mulai, tapi sesi foto bersama. Saat sesi foto, yacht pribadi diparkir di Marina, Taman Impian Jaya Ancol. Fotografer profesional yang mengambil gambar mereka.

Sesudah itu, baru mereka berlayar ke pulau-pulau di Kepulauan Seribu. Di perjalanan seluruh anggota melepas pakaian Sailor Moon mereka lantaran tak betah. Yang penting, sesi foto sudah lewat. Tinggal memasangnya di foto display BBM.

________________________________

* Oleh Theo Yonathan Simon Laturiuw dan Catur Waskito Edy. Diambil dari tulisan berseri Warta Kota yang mengulas tentang sosialita Jakarta.