Lampaui Target WHO, Indonesia Masuk 10 Besar Vaksinasi Terbanyak di Dunia

By Yakob Arfin Tyas S, Sabtu, 25 September 2021 | 14:34 WIB
Keterangan pers Situasi Covid-19 Terkini. (KPC PEN)

Nationalgeographic.co.id – Indonesia berhasil melampaui target vaksinasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Dengan capaian ini, Indonesia masuk dalam daftar 10 besar negara dengan suntikan vaksin terbanyak di dunia.

Meski begitu, pemerintah terus berupaya meningkatkan vaksinasi untuk mencapai kekebalan imunitas atau herd immunity.

Juru bicara penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, WHO menargetkan vaksinasi setiap negara setidaknya 10 persen dari populasi pada September 2021 dan 40 persen pada akhir 2021.

WHO juga menargetkan 70 persen populasi dunia telah tervaksinasi pada pertengahan 2022.

“Indonesia sudah melampaui target 10 persen. Bahkan, sudah mencapai benchmark atau target 40 persen pemberian dosis pertama di minggu ini,” ujar Reisa dalam keterangan resminya, Sabtu (25/9/2021).

Reisa menambahkan, sebanyak 22,73 persen dari 208.265.720 sasaran vaksinasi di Indonesia sudah menerima dosis kedua.

“Prestasi ini menempatkan Indonesia di posisi 10 besar negara dengan suntikan terbanyak di dunia,” jelas Reisa.

Baca Juga: Percepat Vaksinasi Anak Berkebutuhan Khusus, Kemenkes Optimalkan Kinerja Sentra Vaksin dan Puskesmas

Hal itu berhasil dicapai karena pemerintah Indoensia gencar menyediakan dan mendistribusikan stok vaksin ke seluruh daerah.

Sebagai informasi, hingga Jumat (24/9/2021), pemerintah Indonesia telah menerima lebih dari 273,6 juta dosis vaksin Pada Jumat, (24/9/ 2021).

Vaksin tersebut berhasil didapat melalui jalur pembelian langsung, kerja sama global Covid-19 Vaccines Global Access (COVAC) Facility, serta hibah dari negara-negara sahabat.

Sepanjang Januari 2021 hingga September 2021, pemerintah telah menyalurkan lebih dari 179,8 juta dosis vaksin ke seluruh Indonesia. Seluruh jenis vaksin yang disediakan oleh pemerintah telah mendapatkan persetujuan WHO serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Vaksin yang ada di Indonesia dijamin aman, bermutu, dan berkhasiat,” tegas dr Reisa.

Kolaborasi lintas sektor

Reisa mengatakan, keberhasilan Indonesia masuk dalam 10 besar negara dengan suntikan terbanyak merupakan hasil kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah, akademisi, peneliti, swasta, serta masyarakat.

Mulai dari vaksin asal Indonesia, pekerja industri vaksin, hingga petugas pengiriman, bandara, keamanan, distribusi vaksin, serta vaksinator yang melayani masyarakat.

Oleh karena itu, Reisa mengimbau masyarakat untuk mengapresiasi upaya tersebut dengan cara melakukan vaksinasi dan tidak memilih-milih vaksin.

Baca Juga: Program Vaksinasi RI Capai 100 Suntikan, Kemenkes Sebut Progres Penanganan Covid-19 Cukup Baik

“Selain sebagai alat perlindungan terhadap risiko berat dan kematian akibat Covid-19, vaksinasi juga memudahkan masyarakat untuk mengakses ruang publik yang menggunakan aplikasi PeduliLindungi, seperti mal dan gedung perkantoran,” tutur Reisa.

Untuk diketahui, aplikasi PeduliLindungi memberi kenyamanan pada masyarakat saat berada di ruang umum. Pasalnya, aplikasi ini dapat menginformasikan kapasitas maksimal tempat yang dikunjungi untuk meminimalisasi risiko penyebaran Covid-19.

Hingga saat ini, aplikasi PeduliLindungi telah diunduh oleh 40 juta pengguna.  

Selain itu, PeduliLindungi membantu masyarakat untuk menyimpan sertifikat vaksin serta data hasil tes secara digital. Aplikasi ini juga terhubung dengan electronic health alert card (E-Hac) sebagai syarat penerbangan.

PeduliLindungi untuk PON XX Papua

Dokter Reisa menambahkan, aplikasi PeduliLindungi juga digunakan untuk mendukung gelaran Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX Papua. Tujuannya, untuk melindungi kesehatan atlet serta berbagai pihak yang terlibat dalam PON.

PeduliLindungi diimplementasikan secara menyeluruh, mulai saat keberangkatan, kedatangan, keluar masuk lokasi, serta menyimpan hasil tes Covid-19 untuk digunakan dalam perjalanan.

“Guna meminimalisasi risiko penularan dalam PON XX Papua, diperkenalkan pula sistem bubble atau lokasi berkaitan. Peserta tidak diperkenankan melakukan kegiatan di luar rencana dan tidak boleh melakukan kontak langsung dengan orang lain di luar bubble,” jelasnya.

Baca Juga: Sempat Alami Lonjakan Kasus Tertinggi di Indonesia, Ini Cara Pemkab Kudus Atasi Situasi hingga Jadi PPKM Level 2

Reisa juga mengingatkan pentingnya partisipasi seluruh pihak dalam menyukseskan PON XX Papua. Dengan demikian, Indonesia terbukti mampu menggelar acara berskala besar secara terkendali di tengah pandemi Covid-19.

Hal itu merupakan modal penting bagi Indonesia yang akan menggelar beberapa kegiatan olahraga internasional, seperti World Superbike 2021 dan Grand Prix Moto GP 2022.

Tak hanya itu, Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah acara Presiden G20 dan menjadi Ketua ASEAN pada 2023.

Sebab itu, lanjut Reisa, seluruh pihak harus turut mempertahankan prestasi yang dicapai Indonesia dalam mengendalikan Covid-19.

Reisa juga mendorong pemerataan vaksinasi pada kelompok termasuk lansia dan penyandang disabilitas serta mengajak masyarakat disiplin jalankan protokol kesehatan (prokes).

“Meski aktivitas ekonomi sudah kembali naik dengan menerapkan prokes secara ketat dengan prinsip 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan ari mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta mengurangi mobilitas,” kata Reisa.