Temuan Terbaru: Tyrannosaurus rex Mengibaskan Ekornya Saat Berlari

By Wawan Setiawan, Minggu, 26 September 2021 | 17:30 WIB
Studi terbaru ilmuwan mengungkap bahwa T. rex mengibaskan ekornya saat berlari dan berjalan. (Shutterstock)

Nationalgeographic.co.id—Gagasan tentang reptil karnivora seberat 7 ton sepanjang 40 kaki yang berlari bersama dengan ekornya yang bergoyang-goyang dengan antusias seperti anjing ini mungkin tampak konyol.

Akan tetapi, menurut sebuah penelitian baru yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances pada 22 September 2021 berjudul Predictive simulations of running gait reveal a critical dynamic role for the tail in bipedal dinosaur locomotion ini, dinosaurus seperti T. rex sebenarnya mengibaskan ekornya ketika bergerak. Meskipun demikian, gerakan pada ekor itu tidak untuk alasan yang sama seperti anjing.

Dalam penelitian baru tersebut, menunjukkan bahwa ekor mereka dengan elegan berayun saat pemiliknya berjalan, dan dengan antusias bergoyang saat mereka berlari.

Butuh sekitar 80 juta tahun bagi garis keturunan burung dinosaurus untuk kehilangan ekor yang begitu panjang. Proses evolusi itu sejalan dengan perubahan signifikan pada proporsi dan postur tubuh. Namun demikian, faktanya, ekor panjang yang menempel begitu kokoh menunjukkan bahwa ekor sangat penting bagi hewan-hewan ini.

Sebagian besar spesies dinosaurus memiliki ekor yang sangat panjang, yang sulit dijumpai padananannya pada saat ini. Jadi, kita sulit membuat perbandingan dengan mekanisme ekor hewan hidup.

Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut, peneliti harus menggunakan simulasi komputer agar dapat menentukan peran yang dimainkan oleh ekor dinosaurus. Mereka juga dapat menguji bagaimana ekor-ekor itu bergerak.

Baca Juga: Apakah Dinosaurus Juga Sering Jatuh Sakit dan Terluka Seperti Manusia?

Ilustrasi subjek model, Coelophysis bauri, theropoda karnivora kecil yang berburu serangga, kadal, dan bayi nenek moyang buaya purba sekitar 220 juta tahun yang lalu. (Sergey Krasovskiy/Stocktrek Images/Getty Images)

"Ketika saya pertama kali melihat hasil simulasi saya sangat terkejut," kata ahli paleontologi Peter Bishop, yang saat ini berada di Museum Queensland, seperti yang dilansir oleh ScienceAlert.

Temuan ini menunjukkan bahwa ekor dinosaurus bergoyang maju mundur saat berjalan dan 'bergoyang' ke kiri dan kanan saat berlari, kemungkinan besar membantu mengendalikan momentum sudut hewan tersebut.

Akan tetapi, tanpa contoh hidup, bagaimana tepatnya ekor dinosaurus berkontribusi pada keberadaan purba mereka memang tidak sepenuhnya dipahami. Ekor dinosaurus sebelumnya telah diperiksa untuk potensi mereka dalam pertahanan antipredator, komunikasi dalam spesies, peran mereka dalam keseimbangan dan berenang.

Baca Juga: Ulughbegsaurus uzbekistanensis, Meruntuhkan Kegarangan Tyranosaurus

Simulasi mengungkap bahwa baik ekor dan leher theropoda non-unggas (kelompok yang mencakup Tyrannosaurus rex dan velociraptors) berayun dari sisi ke sisi.

"Pada dasarnya, temuan kami menunjukkan bahwa dinosaurus seperti Tyrannosaurus dan Velociraptor mengibaskan ekor mereka dari sisi ke sisi ketika mereka berlari, yang membantu mereka tetap seimbang," kata ahli paleontologi Peter Bishop.

Ia menambahkan dalam penjelasannya, "Setelah menjalankan serangkaian simulasi lebih lanjut yang membuat ekor lebih berat, lebih ringan, dan bahkan tanpa ekor sama sekali, kami dapat secara meyakinkan menunjukkan bahwa mengibaskan ekor adalah cara untuk mengendalikan momentum sudut di seluruh gaya berjalan mereka."

Baca Juga: Evolusi Ular Terjadi Setelah Selamat dari Asteroid Pembunuh Dinosaurus

Dalam simulasi, C. bauri nampak menggoyangkan ekornya saat berjalan dan berlari. (ScienceAlert Channel)

Simulasi yang peneliti gunakan didasarkan pada theropoda kecil yang disebut Coelophysis bauri.

Coelophysis bauri, adalah theropoda karnivora kecil yang berburu serangga, kadal, dan bayi nenek moyang buaya purba sekitar 220 juta tahun yang lalu. Hewan-hewan ini memiliki tulang berongga dan ramping layaknyai anjing greyhound, sehingga memungkinkan mereka untuk menjadi lebih ringan, lincah dan mungkin sangat cepat. Panjang tubuhnya sendiri mencapai 3 meter dan beratnya sekitar 15 kilogram.

Baca Juga: Kurupi itaata, Dinosaurus Predator Baru yang Ditemukan di Brasil

Menjalankan simulasi tanpa ekor menunjukkan bahwa meskipun dinosaurus model tanpa ekor mampu menyesuaikan pola gerakannya untuk mengimbangi kurangnya redaman inersia, ia meningkatkan upaya otot yang dibutuhkan sebesar 18 persen. Hal ini menunjukkan bahwa ekor dinosaurus memiliki peran penting di luar menjadi penyeimbang yang sederhana.

CEO Jaringan Museum Queensland, Jim Thompson, mengomentari temuan ini, "Penelitian ini memberi kita wawasan yang lebih besar tentang bagaimana dinosaurus bergerak dan mungkin mengubah cara kita melihat dinosaurus yang digambarkan dalam film seperti Jurassic Park di masa depan."

Baca Juga: Satu Lagi, Penjelasan Teka-Teki Dinosaurus Kamboja di Kuil Ta Prohm