Nationalgeographic.co.id—"Dalam serangan hiu, kebanyakan orang tidak benar-benar digigit dua kali dan mereka bisa kembali ke pantai," kata Nicholas Taylor."Saya pikir, jika Anda pergi ke pantai dengan seorang teman dan kaki mereka berdarah, apa hal terbaik yang bisa Anda lakukan?”
Sebuah teknik pertolongan pertama baru yang sederhana dapat membantu menghindari kematian akibat serangan hiu, menurut sebuah studi baru oleh para ilmuwan dari The Australian National University (ANU). Metode ini melibatkan pengamat yang menggunakan berat badan mereka sendiri untuk mengepalkan tangan dan "mendorong dengan keras di antara pinggul dan alat kelamin".
Demikian seperti yang dilansir Tech Explorist. Nicholas Taylor merupakan penulis utama, peselancar, dokter darurat, dan Associate Dean dari ANU Medical Schoo. Dia mengatakan, “Metode ini dapat menghentikan atau mengurangi kehilangan darah dengan menggunakan sumber daya yang tersedia segera untuk mengobati perdarahan ekstremitas bawah.”
"Saya tahu dari latar belakang saya dalam pengobatan darurat jika orang mengalami pendarahan hebat dari kaki mereka, Anda dapat menekan sangat keras pada arteri femoralis dan Anda dapat memotong seluruh aliran darah kaki dengan cara itu. Jika ada orang yang digigit kakinya, Anda hanya perlu mencari titik tengah antara pinggul dan alat kelamin, mengepalkan dan mendorong sekuat tenaga,” tegasnya.
"Kami menemukan orang dapat melakukan ini untuk jangka waktu yang lama dan mengepalkan tangan menutupi area yang Anda butuhkan. Tidak sulit menemukannya. Bahkan bisa ditandai dengan 'X' pada pakaian selam," ujar Taylor.
Metode ini membutuhkan berat badan untuk diterapkan melalui kepalan tangan ke titik tengah antara pinggul dan alat kelamin, titik tengah inguinal. Tindakan ini akan dapat menghentikan aliran darah ke ekstremitas bawah dengan menekan arteri femoralis.
Baca Juga: Apa Predator Terbesar di Amerika Utara 100 Juta Tahun Silam?
Penelitian yang dipublikasikan di Emergency Medicine Australasia (EMA) pada 7 Februari 2021 yang diberi judul Stopping Haemorrhage by Application of Rope tourniquet or inguinal Compression (SHARC study) ini, membandingkan aliran darah arteri dari 34 orang sehat ketika midpiont didorong oleh berat badan dibandingkan dengan tourniquet improvisasi yang dibuat dengan tali kaki papan selancar.
Studi tersebut menunjukkan teknik pertolongan pertama yang mudah diajarkan ini menghentikan 100 persen aliran darah pada 75 persen peserta. Aliran darah dihentikan rata-rata sebesar 89,7 persen dengan mengepalkan tangan dan mendorong keras di titik tengah, dibandingkan dengan menggunakan torniket tali kaki, yang hanya mengurangi aliran darah sebesar 43,8 persen.
Taylor berkata, "Kebanyakan orang benar-benar bisa menghentikan semua aliran darah. Metode baru ini menghemat waktu dan bekerja lebih baik daripada menggunakan tali kaki atau mencari sesuatu yang lain untuk digunakan sebagai torniket."
Baca Juga: Alat Pendeteksi Hiu Penting Digunakan Wisatawan untuk Hindari Serangan
Dalam studi tersebut, perbandingan juga dilakukan dengan dan tanpa pakaian selam, yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Taylor berharap metode barunya sekarang dapat digunakan di pantai tidak hanya di seluruh Australia tetapi di seluruh dunia.
"Mudah dilakukan dan mudah diingat—dorong keras di antara pinggul dan alat kelamin, maka Anda bisa menyelamatkan nyawa," tegasnya.
"Saya ingin memasang poster di pantai. Saya ingin menyebarkannya di komunitas selancar. Saya ingin orang tahu bahwa jika seseorang digigit, Anda dapat menarik keluar pasien, mendorong sekuat tenaga di titik tengah ini dan itu bisa menghentikan hampir semua aliran darah," pungkas Taylor.
Dekan ANU College of Health and Medicine, Profesor Russell Gruen, seorang ahli bedah trauma yang telah bekerja di pusat trauma terbesar di Australia turut berkomentar, "Menyelamatkan nyawa seringkali berarti menghentikan pendarahan tepat waktu, dan ketika setiap detik menjadi berarti, tindakan sederhana harus dilakukan setiap orang. Dapat dilakukan di tempat kejadian, dapat membedakan antara hidup dan mati."
Baca Juga: Ahli Biologi Kelautan Temukan Hiu Greenland Tertua, Usianya 400 Tahun!