Spicomellus afer, Spesies Baru Dinosaurus Herbivora dari Maroko

By Maria Gabrielle, Selasa, 28 September 2021 | 17:30 WIB
Fosil dari Spicomellus afer, spesies baru dari genus Ankylosaurus. (The Natural History Museum)

Nationalgeographic.co.id—Telah ditemukan spesies baru dari ankylosaurus, kelompok dinosaurus herbivora yang hidup sekitar 168 juta tahun lalu. Spesies bernama Spicomellus afer ini hidup di tempat yang kini bernama Maroko selama periode Jurassic Tengah.

Spesies ini tidak hanya yang pertama ditemukan di Afrika. Tetapi merupakan contoh paling awal dari kelompok yang pernah ditemukan. Dilansir dari Sci News, catatan fosil Ankylosaurus sendiri sangat jarang. Mereka juga berbeda dari saudara satu taksonnya, Stegosaurus.

“Ankylosaurus memiliki pelindung dengan ujung runcing yang biasanya tertanam di kulit mereka dan tidak menyatu dengan tulang,” ujar Dr. Susannah Maidment, seorang peneliti di Departemen Ilmu Bumi di Museum Sejarah Alam kepada Sci News.

Dosen honorer senior di School of Geography, Earth and Environmental Sciences, Universitas Birmingham ini juga mengatakan bahwa dari spesimen Spicomellus afer yang ditemukan, bisa dilihat serangkaian ujung runcing yang menempel pada tulang rusuk. Bagian yang menonjol ini ditutupi oleh lapisan seperti keratin.

“Benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak seperti apa pun di dunia hewan,” kata Dr. Susannah Maidment.

Spesimen baru ini berupa fragmen tulang rusuk punggung yang sedikit melengkung dengan empat bagian runcing berbentuk kerucut. Fosil ini ditemukan di sebuah situs di Pegunungan Atlas Tengah, Maroko. Sebelumnya di tempat ini pernah didapati fosil stegosaurus tertua yang pernah ditemukan, Adratiklit boulahfa.

Baca Juga: Temuan Terbaru: Tyrannosaurus rex Mengibaskan Ekornya Saat Berlari

Spesies baru yang diberi nama Spicomellus afer ini hidup sekitar 168 juta tahun yang lalu atau pada periode Jurassic Tengah. (The Natural History Museum)

“Maroko tampaknya memiliki beberapa ‘permata’ nyata dalam hal penemuan dinosaurus. Hanya di satu situs ini kami mendapatkan stegosaurus tertua dan ankylosaurus tertua yang pernah ditemukan,” tutur Dr. Susannah Maidment.

Jurnal penelitian fosil ini telah dipublikasikan dalam laman Nature Ecology & Evolution dengan judul Bizarre dermal armour suggest the first African ankylosaur pada 23 September 2021. Diduga Spicomellus afer merupakan ankylosaurus paling awal yang diketahui.

Dilansir dari Phys nama Spicomellus berarti collar of spikes atau kerah dengan ujung runcing. Sedangkan, afer memiliki arti dari Afrika.

Pada awalnya Dr. Susannah Maidment dan rekan-rekan menduga fosil yang ditemukan merupakan bagian dari stegosaurus yang pernah ditemukan di lokasi yang sama. Namun, setelah diteliti lebih jauh, fosil tersebut berbeda.

Bahkan saking tidak biasanya, para peneliti bertanya-tanya apakah fosil itu palsu. Pemindaian CT membuktikan kalau fosil tersebut nyata, benar adanya. Pola melintang dari dasar spesimen menunjukkan pola penetasan silang pada tulang yang unik untuk ankylosaurus.

Penemuan baru yang berasal dari periode Jurassic Tengah atau sekitar 168 juta tahun yang lalu ini telah membantu untuk mengisi kesenjangan penting dalam pengetahuan kita. Terutama mengenai evolusi dinosaurus dan menjunjukkan bahwa ankylosaurus mungkin memiliki distribusi yang global.

Baca Juga: Apakah Dinosaurus Juga Sering Jatuh Sakit dan Terluka Seperti Manusia?

Spesies baru yang diberi nama Spicomellus afer ini hidup sekitar 168 juta tahun yang lalu atau pada periode Jurassic Tengah. (SHUTTERSTOCK)

Selain itu, temuan ini juga mempertanyakan teori sebelumnya yang menyatakan bahwa ankylosaurus mengungguli stegosaurus dan menyebabkan kepunahan mereka. Dengan penemuan spesies Spicomellus afer beratri kedua kelompok tersebut hidup bersama selama lebih dari 20 juta tahun. Hal ini menyiratkan kepunahan stegosaurus mungkin terjadi karena alasan lain selain karena berkompetisi dengan ankylosaurus.

Fosil yang mengarah pada deskripsi spesies baru ini sekarang menjadi bagian dari koleksi Museum Sejarah Alam atau Natural History Museum dan akan menjadi subjek penelitian.

“Ketika keadaan memungkinkan, kami berharap untuk kembali dan bekerja sama dengan rekan-rekan kami di Universitas Fez untuk membantu mereka mendirikan laboratorium paleontology vertebrata sehingga temuan lebih lanjut dapat dipelajari di Maroko,” harap Dr. Susannah Maidment.

Baca Juga: Ulughbegsaurus uzbekistanensis, Meruntuhkan Kegarangan Tyranosaurus