Tato Tertua di Dunia Ditemukan di Mesir, Diyakini Punya Tujuan Magis

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 27 September 2021 | 23:00 WIB
Gambar inframerah pada mumi lelaki yang dijuluki sebagai Gebelein Man A. Tampak tato pada lengan kanannya. (Histecho)

Nationalgeographic.co.id—Seorang arkeolog yang mengikuti firasat telah menemukan tato figural tertua di dunia pada tubuh dua mumi berusia 5.000 tahun dari Mesir. Dua mumi tersebut ialah Gebelein Man A dan Gebelein Woman.

Gambar yang didapatkan dari penggunaan inframerah ini mengungkapkan tato banteng liar (Bos primigenius) dan domba barbary (Ammotragus lervia) di lengan atas mumi yang dijuluki Gebelein Man A.

Sementara mumi lainnya, seorang perempuan yang dikenal sebagai Gebelein Woman, memiliki tato berbentuk S dan linier di lengan atas dan bahunya. Para arkeolog menyimpulkan bahwa inilah penemuan mumi perempuan tato tertua yang pernah ditemukan.

 

“Meskipun kita cenderung berpikir bahwa prasejarah (waktu sebelum mengenal menulis) adalah primitif dan agak sederhana, jelas ini adalah waktu yang canggih dan orang-orangnya pasti terlihat luar biasa,” ujar Renée Friedman,  peneliti utama studi sekaligus direktur Ekspedisi Hierakonpolis, yang dipimpin oleh Universitas Oxfords Ashmolean Museum, di Inggris.

Firasat Friedman muncul setelah dia dan rekannya menemukan kuburan Nubia di Hierapolis di Mesir Hulu yang berasal dari Kerajaan Tengah awal, atau sekitar 2000 SM.

Para arkeolog menemukan bahwa 3 wanita kuno yang dimakamkan di kuburan memiliki tato yang luas, terutama di perut mereka. Tato satu wanita terlihat dengan mata telanjang, dan tato 2 lainnya terungkap dengan fotografi inframerah.

“Ini adalah wahyu karena kami benar-benar tidak dapat melihat tato pada dua wanita lain ini tanpa kamera (inframerah),” kata Friedman.

"Ini memberi saya gagasan bahwa lebih banyak tato mungkin tidak terdeteksi dan tradisinya mungkin lebih jauh ke belakang daripada Kerajaan Tengah," sambungnya.

Baca Juga: Arkeolog Menemukan Mumi Putri Bertato Berusia 2.500 Tahun di Siberia

Tato dengan motif huruf S pada lengan dan bahu mumi wanita (Gebelein Women), diyakini tato itu memiliki tujuan mistis atau religius. (Histecho)

Pada saat itu, Friedman adalah seorang kurator penelitian dalam koleksi pradinasti di British Museum. Jadi, dia memutuskan untuk mencoba kameranya pada mumi Predinastik yang terpelihara dengan baik di sana, yang memiliki pelestarian kulit yang baik dan tidak tersembunyi dalam pembungkus mumi.

Friedman menganalisis 7 mumi dan menemukan tato pada dua di antaranya adalah mumi alami Gebelein Man A dan Gebelein Woman, yang berasal dari sekitar 3351 SM hingga 3017 SM.

“Penemuan ini mendorong mundurnya tato di Afrika selama lebih dari 1.000 tahun,” kata Friedman.

Baca Juga: Mumi Belalang Terawetkan dalam Lukisan Olive Trees Karya Van Gogh

Tato hitam

Mumi Gebelein Man A dan Gebelein Woman tersebut berasal dari periode pradinasti Mesir sebelum negara itu disatukan di bawah firaun pertama sekitar 3100 SM. Arkeolog menggali Gebelein Man A sekitar 100 tahun yang lalu, dan dia telah dipajang hampir terus menerus sejak itu.

Berdasarkan pemindaian computed tomography (CT) oleh peneliti sebelumnya, ketika Gebelein Man A masih muda, antara 18 dan 21 tahun, dia meninggal karena luka tusuk di punggungnya.

Analisis baru gambar inframerah menunjukkan bahwa noda hitam di lengannya sebenarnya adalah tato dua hewan bertanduk yang tumpang tindih. Kemungkinan banteng liar dengan tanduk rumit dan ekor panjang, dan domba barbary dengan tanduk melengkung dan bahu berpunuk.

Tato juga tidak dangkal, siapa yang pernah membuatnya menerapkan pigmen berbasis karbon (kemungkinan jelaga) ke lapisan dermis kulit yang dalam.

“Tidak jelas apa arti tato ini, tapi mungkin itu simbol kekuatan atau bahkan tanda perburuan yang sukses,” kata Friedman.

Baca Juga: Rosalia Lombardo, Mumi Anak-anak Korban Virus Flu Spanyol 1920

 

Gebelein Man, yang memiliki tato figuratif tertua di dunia. (Histecho)
Sebaliknya, tato Gebelein Woman tidak menunjukkan binatang, melainkan serangkaian 4 bentuk S kecil yang berjalan di bahu kanannya. Di bawah tanda-tanda ini ada motif linier yang mirip dengan benda-benda seremonial yang dipegang oleh tokoh-tokoh yang dilukis di atas keramik dari periode itu.

Mungkin baris ini mewakili tongkat bengkok, simbol kekuasaan dan status, atau tongkat pelempar atau tongkat yang digunakan dalam tarian ritual. Para peneliti menyebut akan mudah untuk melihat tato wanita itu ketika dia masih hidup, dan mereka mungkin telah menyampaikan status, keberanian, atau mungkin pengetahuan magisnya.

Kedua mumi itu kira-kira sezaman dengan Ötzi yang berusia 5.300 tahun, mumi Iceman yang ditemukan di Pegunungan Alpen Italia pada tahun 1991. Ötzi memiliki 61 tato geometris di tubuhnya.

Beberapa analis telah berhipotesis bahwa tato Ötzi memiliki tujuan pengobatan, karena ditempatkan pada titik akupunktur yang diketahui. Namun, “Tidak seperti Ötzi, tidak ada indikasi bahwa (tato Mesir) memiliki alasan medis,” kata Friedman.

Baca Juga: Misteri Mumi Mesir Berusia 4.000 Tahun Terpecahkan Berkat Bantuan FBI

Peralatan tato

Para peneliti juga menemukan perangkat kuno yang berasal dari periode yang sama dengan Gebelein Man A dan Gebelein Woman.

Friedman memaparkan bahwa peralatan itu ditemukan di kuburan Predinastik, dimakamkan dengan seorang wanita yang lebih tua antara usia 40 dan 50 tahun.

Alat itu termasuk palet berbentuk burung yang kemungkinan digunakan untuk menggiling bijih kosmetik, seperti oker, dengan kerikil bulat, yang semuanya ditemukan dalam keranjang, tulis Friedman dalam Ancient Ink: The Archeology of Tattooing. Keranjang itu juga berisi penusuk tulang, yang bisa digunakan untuk tato.

"Kehadiran penusuk seperti itu sebagai bagian dari kit termasuk pigmen, resin, jimat, dan dupa di kuburan wanita yang lebih tua di Hierakonpolis menunjukkan bahwa tato ada di tangan spesialis dan disertai berbagai ritual dan upacara," tulis para peneliti di studi baru.