Setelah 2.600 Tahun, Investigasi Kematian Mumi Perempuan Terpecahkan

By Utomo Priyambodo, Senin, 27 September 2021 | 18:20 WIB
Mumi Takabuti. (Ulster Museum)

"Dia adalah seorang wanita yang relatif muda antara dua puluh dan tiga puluh tahun, dan giginya dalam kondisi sangat baik, jadi awalnya tidak ada bukti penyebab kematian, yang tidak biasa, karena di sebagian besar mumi yang kami lihat, Anda bisa menemukan penyebab pasti kematiannya," ujar David seperti dikutip dari SYFY WIRE.

Ketika David dan timnya pertama kali melakukan autopsi pada mumi tersebut, mereka terkejut dengan betapa mumi itu terawetkan dengan sempurna. Penampilannya sangat hidup dan rambutnya tidak normal.

Kebanyakan orang Mesir mencukur rambut mereka untuk menghindari kutu dan ada juga yang memakai wig. Beberapa orang lainnya memiliki rambut sangat rumit.

Baca Juga: Misteri Mumi Mesir Berusia 4.000 Tahun Terpecahkan Berkat Bantuan FBI

Sulit untuk memastikan warna asli rambut Takabuti. Rambutnya telah memudar karena zaman, dan dapat terlihat berbeda dengan berbagai kondisi pencahayaan. Analisis yang lebih baru dari rambutnya menunjukkan kemungkinan besar berwarna coklat tua. (National Museums Northern Ireland)

Tabakuti adalah pengecualian. Rambutnya baru saja dipotong dan dikeriting sebelum dia dibaringkan. Bahkan ada semacam gel rambut yang telah digunakan untuk mengatur rambutnya. Ini menunjukkan bahwa rambutnya adalah sesuatu yang sangat penting baginya, dan potongan melintangnya mengungkapkan sesuatu yang tidak terduga.

"Kebanyakan orang Mesir mencukur rambut mereka, tapi mungkin dia sangat menyukai rambutnya, dia tidak mencukurnya," kata David.

"Saya pikir dia mungkin adalah kasus khusus karena rambutnya pirang kemerahan alami, jadi dia akan sudah sangat tidak biasa. Saya benar-benar terpesona dengan alasan rambutnya masih ada di sana."

Baca Juga: Kematian George Herbert: Apakah 'Kutukan Mumi' Mesir Kuno Itu Nyata?

Mesir mengalami serangan dan invasi selama abad ke-7 SM. Ini termasuk kota besar Thebes, yang dihancurkan pada 663 SM. Mungkin Takabuti hidup dan mati di masa-masa sulit ini. (National Museums Northern Ireland)

Ternyata analisis rambut mengungkapkan Takabuti sebagai keturunan Afrika, Eropa dan Asia. Hal ini menimbulkan kontroversi di kalangan para ilmuwan.

Ketika ahli genetika Konstantina Drosou melihat lebih jauh ke dalam gen Takabuti dengan mengekstraksi dan menganalisis DNA purbanya tahun lalu, gen itu masih cukup utuh untuk menunjukkan bahwa DNA mitokondria (mDNA) yang dia warisi dari ibunya menunjukkan bahwa dia termasuk dalam halplogroup H4A1 yang langka. Haplogroup ini belum pernah ditemukan pada individu Mesir kuno sebelumnya.

David tidak mengira Takabuti termasuk kelompok yang langka ini. Namun stereotipe semua orang Mesir yang memiliki rambut hitam sebenarnya hanya berasal dari lukisan di mana kebanyakan orang mengenakan wig.

Baca Juga: Misteri Mumi Manusia Tollund Terpecahkan Berkat Makanan Terakhirnya

Penggambaran wajah Takabuti, perempuan yang tewas dibunuh sekitar 2.600 tahun silam. (Face Lab di Liverpool John Moores University)