Perburuan Lumba-Lumba Tahunan Jepang yang Kontroversial Dimulai

By Fikri Muhammad, Selasa, 28 September 2021 | 14:00 WIB
Lebih dari satu dekade setelah “The Cove” mengungkapnya, para nelayan Taiji terus mengumpulkan lumba-lumba untuk memasok akuarium dan taman laut. (GETTY IMAGES)

Seorang aktivis bernama Ren Yabuki dan kelompok kesejahteraan hewan Life Investigation Agency berada di teluk Taiji setiap hari untuk merekap dan melaporkan jumlah tangkapan di media sosial. Yabuki telah melakukan ini setiap musim selama enam tahun terakhir. 

"Ketika lumba-lumba dan paus didorong ke teluk dari lepas pantai, itu seperti darah anda mendidih dan mulai mengalir mundur," tutur Yabuki kepada National Geographic. "Lumba-lumba dan paus, yang tidak melakukan kesalahan apa pun, tiba-tiba ditangkap untuk perdagangan akuarium dan dibunuh di depan keluarga mereka."

Perburuan ini telah menarik kecaman global sejak 2009 saat film The Cove mengungkap praktik nelayan Taiji membunuh ratusan lumba-lumba, memaksa mereka masuk ke teluk untuk ditangkap dan disembelih. 

Baca Juga: Inilah Teknik Baru Upaya Penyelamatan Nyawa Korban Serangan Hiu

Lumba-lumba hidung botol indo-pasifik (Tursiops aduncus ). (WIKIMEDIA)

Pemerintah Taiji tak menanggapi komentar National Geographic terhadap upaya perburuan yang sudah berusia 400 tahun ini. Namun kritikus berpendapat bahwa metode berburu dengan kelompok perahu bermotor ini telah berevolusi, dari apa yang dahulu dianggap sebagai tradisi makanan.

Laporan saksi mata dari relawan Proyek Dolphin mengatakan bahwa nelayan membunuh lumba-lumba dengan menusuk di bagian bawah lubang sembur untuk memutuskan sumsum tulang belakang. Tapi telah dicatat bahwa lumba-lumba mungkin tidak langsung mati dan beberapa terlihat bergerak setelahnya.

Daging lumba-lumba masih populer di Taiji, namun permintaan daging itu dan ikan paus secara nasional di Jepang telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. Banyak dari distributor dan pengola juga telah tutup.

Baca Juga: Lumba-lumba Dulunya Predator Mengerikan, Seperti Paus Pembunuh

Lumba-lumba hidung botol. (NatureLovePhotography/Getty Images/iStockphoto)

Daging lumba-lumba dapat dijual dengan harga $500. Sedangkan lumba-lumba hidung botol hidup untuk perdagangan dolphinarium dapat menghasilkan $8.000 hingga $12.000 menurut Washington Post

Setiap tahun, umumnya terdapat seratus hingga dua ratus lumba-lumba yang ditangkap, menurut Dolphin Project. Jepang yang memiliki sekitar 70 dolphinarium dan banyak negara lainnya tetap menjadi pasar terbesar bagi lumba-lumba hidup yang ditangkap di Taiji, tutur Tim Burns, koordinator Taiji Dolphin Project. 

Tahun ini, beberapa lusin pendukung hewan Jepang memprotes di Taiji, menurut laporan Japan Forwad. Mereka membawa pesan seperti: "Biarkan lumba-lumba berenang bebas" dan "cintai semua binatang".