Baca Juga: Perkembangan Kasus Covid-19 Masih Fluktuatif, Satgas Covid-19 Imbau Masyarakat Taat Protokol 3M
Ia menyampaikan, mempertahankan PPKM Level 2 di beberapa kota besar adalah hasil kerja bersama setiap wilayah. Prinsip yang sama perlu juga diterapkan untuk pemerataan cakupan vaksinasi.
Kemudian, gotong-royong juga diperlukan dalam menyukseskan testing, tracing, dan treatment (3T), menjaga mobilitas, mencegah kerumunan, terutama di wilayah aglomerasi.
Lonjakan kasus jadi pembelajaran
Pada kesempatan yang sama Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, mobilitas masyarakat perlu menjadi perhatian. Pasalnya, Indonesia pernah mengalami gelombang kasus yang besar beberapa waktu yang lalu.
Level PPKM Darurat pada Juli 2021 dengan kondisi saat ini sudah jauh berbeda dan mobilitas masyarakat semakin meningkat.
“Kemenkes memantau pergerakan masyarakat menggunakan berbagai pendekatan, salah satunya adalah dengan menggunakan data google mobility. Tampak di semua provinsi menunjukkan peningkatan pergerakan bahkan beberapa sudah melampaui level sebelum pandemi seperti di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” ujar Nadia.
Baca Juga: Kecerdasan Buatan Bisa Bantu Tenaga Kesehatan Merawat Pasien COVID-19
Untuk menjaga situasi agar tetap kondusif, upaya bersama untuk disiplin prokes, vaksinasi, testing, dan tracing harus terus ditingkatkan.
“Sekali lagi, pelonggaran bukan berarti melupakan protokol kesehatan, meskipun sudah vaksin protokol kesehatan harus tetap dilakukan,” tegasnya.
Terkait PTM terbatas yang sudah mulai diselenggarakan di beberapa wilayah, pihaknya mengimbau sekolah, orangtua, guru, dan siswa bekerjasama meningkatkan kesadaran untuk menerapkan prokes.
“Hal yang harus diperhatikan di sekolah adalah cara menerapkan protokol kesehatan yang esensial, seperti menjaga jarak minimal satu meter, mengharuskan semua orang memakai masker, dan memastikan siswa dapat mencuci tangan dengan sabun dan air secara teratur,” ujarnya.