Nationalgeographic.co.id – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 sekaligus Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr Reisa Broto Asmoro mengatakan perkembangan positif situasi pandemi Covid-19 di Indonesia mendapat apresiasi dunia.
Saat ini, sejumlah indikator seperti angka kasus positif Covid-19, angka kematian, dan bed ocuppancy rate (BOR) terus mengalami tren positif. Situasi pandemi di Indonesia dapat dikatakan mulai terkendali.
Hal tersebut dipaparkan Reisa dalam siaran pers di Media Center Forum Medan Merdeka Barat 9 (FMB 9) yang diselenggarakan Komisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Rabu (22/9/2021).
Hal ini juga ditandai dengan diturunkannya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Secara rinci, level PPKM di seluruh Indonesia adalah 21 kabupaten/kota pada level 1, 250 kabupaten/kota pada level 2, 105 kabupaten/kota pada level 3, dan hanya 10 kabupaten/kota yang masih menerapkan PPKM level 4. Bahkan, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas mulai diselenggarakan di sekolah-sekolah.
“Turunnya kasus aktif hingga di kisaran 50 ribu orang, capaian vaksinasi yang sudah menembus angka 80 juta untuk dosis pertama dan 45 juga untuk dosis kedua, semua adalah berita menggembirakan dan harus kita pertahankan,” tutur Reisa.
Baca Juga: Vaksin COVID-19 Pfizer Tampaknya Juga Akan Diberikan kepada Anak SD
Hal tersebut, kata Reisa, dapat terlaksana berkat semangat kebersamaan dalam penanganan pandemi. Untuk dapat hidup berdampingan dengan Covid-19 dan menghadapi transisi pandemi menjadi endemi, semangat tersebut perlu dipertahankan.
Lebih lanjut ia mengatakan, belajar dari kesalahan, pemerintah kini lebih tanggap terhadap risiko Covid-19. Caranya, dengan tetap ketat menegakkan protokol kesehatan (prokes) di kalangan masyarakat dan menggencarkan vaksinasi.
Vaksinasi adalah syarat penting untuk menjalani proses transisi dari pandemi menjadi endemi. Selain memenuhi target cakupan, pemerataan capaian vaksinasi juga harus diperhatikan, terutama pada kelompok rentan.
Ia berharap semua pihak dapat bergotong-royong agar pemerataan vaksinasi Covid-19 cepat terjuwud.
“Cakupan vaksinasi kategori tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik sangat tinggi, namun kategori lansia yang menerima dosis pertama belum mencapai 30 persen. Sedangkan dosis kedua masih kurang dari 20 persen terhadap sasaran yang ditetapkan,” ujarnya.
Baca Juga: Perkembangan Kasus Covid-19 Masih Fluktuatif, Satgas Covid-19 Imbau Masyarakat Taat Protokol 3M
Ia menyampaikan, mempertahankan PPKM Level 2 di beberapa kota besar adalah hasil kerja bersama setiap wilayah. Prinsip yang sama perlu juga diterapkan untuk pemerataan cakupan vaksinasi.
Kemudian, gotong-royong juga diperlukan dalam menyukseskan testing, tracing, dan treatment (3T), menjaga mobilitas, mencegah kerumunan, terutama di wilayah aglomerasi.
Lonjakan kasus jadi pembelajaran
Pada kesempatan yang sama Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, mobilitas masyarakat perlu menjadi perhatian. Pasalnya, Indonesia pernah mengalami gelombang kasus yang besar beberapa waktu yang lalu.
Level PPKM Darurat pada Juli 2021 dengan kondisi saat ini sudah jauh berbeda dan mobilitas masyarakat semakin meningkat.
“Kemenkes memantau pergerakan masyarakat menggunakan berbagai pendekatan, salah satunya adalah dengan menggunakan data google mobility. Tampak di semua provinsi menunjukkan peningkatan pergerakan bahkan beberapa sudah melampaui level sebelum pandemi seperti di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” ujar Nadia.
Baca Juga: Kecerdasan Buatan Bisa Bantu Tenaga Kesehatan Merawat Pasien COVID-19
Untuk menjaga situasi agar tetap kondusif, upaya bersama untuk disiplin prokes, vaksinasi, testing, dan tracing harus terus ditingkatkan.
“Sekali lagi, pelonggaran bukan berarti melupakan protokol kesehatan, meskipun sudah vaksin protokol kesehatan harus tetap dilakukan,” tegasnya.
Terkait PTM terbatas yang sudah mulai diselenggarakan di beberapa wilayah, pihaknya mengimbau sekolah, orangtua, guru, dan siswa bekerjasama meningkatkan kesadaran untuk menerapkan prokes.
“Hal yang harus diperhatikan di sekolah adalah cara menerapkan protokol kesehatan yang esensial, seperti menjaga jarak minimal satu meter, mengharuskan semua orang memakai masker, dan memastikan siswa dapat mencuci tangan dengan sabun dan air secara teratur,” ujarnya.