Kerangka yang diperkirakan berasal dari abad ke-2 atau ke-3 M, membuatnya jauh lebih muda dari situs tersebut. Ini hanyalah salah satu misteri yang digali di situs spektakuler Arkaim yang dikenal sebagai Russia Stonehenge, yang diyakini telah dibangun pada abad ke-17 SM.
Beberapa arkeolog meyakini itu digunakan untuk mempelajari bintang-bintang. Tapi Arkaim dianggap lebih maju. Stonehenge memungkinkan pengamatan sepuluh fenomena astronomi menggunakan 22 elemen, sedangkan Arkaim memungkinkan pengamatan 18 fenomena menggunakan 30 elemen.
Baca Juga: Tengkorak Korban Tsunami Tertua Sedunia Ditemukan di Papua Nugini
Hal ini menandakan bahwa orang kuno dapat mengamati dan melacak peristiwa tertentu di langit dengan menggunakan situs tersebut dengan cara tertentu dari posisi tertentu, dan bahwa Arkaim menawarkan lebih banyak peristiwa yang dapat diamati daripada Stonehenge.
Arkeolog Rusia K.K. Bystrushkin, yang membuat perbandingan antara dua situs pada tahun 2003, mengatakan Stonehenge menawarkan akurasi pengamatan 10 menit busur, sedangkan Arkaim menawarkan akurasi 1 menit busur.
Ketepatan ini tidak pernah terdengar pada saat monumen diperkirakan dibangun. Situs arkeologi Akraim ditemukan pada tahun 1987 dan sejak itu telah menghasilkan penemuan spektakuler termasuk beberapa artefak dari Zaman Perunggu.
Selain menjadi observatorium astronomi primitif, itu juga merupakan desa yang dibentengi oleh 2 dinding batu besar melingkar.
Baca Juga: Fosil Tengkorak Homo Longi di Harbin, Tiongkok Berusia 146.000 Tahun