Sains Singkap Bayi Tertawa Seperti Kera Ketika Awal Kehidupannya

By Agnes Angelros Nevio, Rabu, 29 September 2021 | 22:24 WIB
Para ilmuwan menjelajahi internet untuk menyaksikan dengan saksama klip-klip tertawa anak berusia 3 hingga 18 bulan untuk tujuan penelitian. Hasilnya? (KIDSPOT)

Tawa Bayi

Tawa bayi berkembang seiring waktu, bermula dari tawa pendek terengah-engah dari anak berusia 4 bulan (terjadi selama inhalasi dan pernafasan) sampai cekikikan yang meluluhkan hati pada anak berusia 18 bulan (terjadi selama pernafasan), demikian sebuah studi baru menunjukkan.

“Namun, jumlah klip audio yang dianalisis dalam studi baru ini sangatlah sedikit, sehingga sulit untuk membedakan tren,” kata D. Kimbrough Oller, ahli biologi teoretis di University of Memphis di Tennessee yang tidak terlibat dalam penelitian.

Secara keseluruhan, pendengar dalam uji coba penelitian mendengar 108 klip bayi tertawa, dengan setiap klip berdurasi empat hingga tujuh detik.

Sebagian orang mungkin berpikir bahwa bayi banyak tertawa, kata Oller, rekaman sepanjang hari menunjukkan bahwa bayi jarang tertawa. Lebih sering, mereka membuat suara pra-ucapan lainnya: "ocehan, jeritan, geraman, celoteh—bayi memproduksinya sepanjang hari.”

Baca Juga: Mengapa Bayi Sering Tersenyum Atau Tertawa Saat Tidur?

Mempelajari jenis perilaku vokal bayi telah memberi kita jendela evolusi manusia. (KIDSPOT)

Contoh tawa yang intens yang digunakan dalam penelitian ini yang tertangkap kamera mungkin tidak terlalu representatif, katanya. Jadi para ilmuwan harus mendengarkan sepanjang hari untuk lebih memahami kisaran tawa awal.

“Ada juga klip yang memiliki lebih banyak tawa daripada bernapas,” kata Davila Ross.

Tawa dapat menjadi lebih kompleks dengan getaran pita suara dan suara yang lebih merdu jika vokal terdengar. Tidak jelas bagaimana aspek-aspek tawa bayi manusia dan kera ini dibandingkan, katanya. Analisis yang lebih menyeluruh akan memeriksa struktur gelombang suara tawa, imbuhnya.

“Membaca kesenangan tertawa juga bisa menjadi masalah,” kata Carolyn McGettigan, seorang psikolog dan ahli saraf kognitif di University College London.

Apa yang dinilai orang menyenangkan mungkin terkait dengan bagaimana mereka memandang usia anak-anak. Individu, misalnya, lebih menikmati tawa bayi yang lebih tua jika mereka berpikir balita lebih menyenangkan daripada bayi muda.

Namun, penelitian ini memberikan tempat awal yang baik, kata Carolyn. “Mempelajari jenis perilaku vokal bayi ini memberi kita jendela evolusi tentang apa yang dapat kita lakukan dengan suara kita.”

Baca Juga: Mengapa Suara Tawa Terkadang Terdengar Menakutkan? Ini Penjelasannya