Gempita Media Sosial Selama Pemilu Presiden Kita

By , Selasa, 24 Juni 2014 | 06:56 WIB

Maraknya media sosial di dunia maya dalam kampanye Pilpres 2014 berkaitan dengan makin banyaknya pengguna internet di negeri ini. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan, jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat 20-30 persen, menjadi 80 juta orang pada akhir 2013. Ini berarti penetrasi internet tumbuh menjadi 33,3 persen. Bandingkan dengan penetrasi internet di sejumlah negara di kawasan ASEAN, seperti Malaysia (60,7 persen), Vietnam (33,9 persen), Thailand (30 persen), dan Singapura (75 persen).

Pengalaman Obama

Apakah gencarnya kampanye di dunia maya berdampak pada perolehan suara? Sebenarnya Indonesia bisa mencontoh Amerika Serikat. Seperti halnya John F Kennedy yang memanfaatkan televisi, Barack Obama merupakan presiden media sosial pertama.

Pada 2008, kampanye pilpres Obama membuat sejarah. Bukan hanya karena Obama orang Amerika keturunan Afrika pertama yang terpilih sebagai presiden, melainkan juga kandidat presiden pertama yang secara efektif memanfaatkan media sosial sebagai strategi kampanye utama.

Dalam Pilpres Indonesia 2014, tak sedikit posting di media sosial bernuansa kampanye hitam dan negatif diarahkan ke capres tertentu. Namun , posting itu belum tentu ampuh, karena banyak pengguna media sosial yang cerdas dan tidak percaya begitu saja.

Bukan tidak mungkin Jokowi mengulangi sejarah yang dibuat Barack Obama pada 2008. Jokowi bukan hanya mendapat dukungan di dunia maya, melainkan juga di dunia nyata.