Kisah Saedah Saenih di Balik Budaya Mengais Koin di Jembatan Indramayu

By Galih Pranata, Senin, 4 Oktober 2021 | 14:00 WIB
Masyarakat menganggap bahwa tradisi mengais koin berawal dari kepercayaan masyarakat lokal tentang kisah Saedah Saenih. Keduanya merupakan penari ronggeng yang saat kanak-kanak dicampakkan kedua orangtuanya di hutan. (Sekar Rarasati)

"Terdapat sebuah keluarga di Desa Karang Turi, Indramayu, yang terdiri atas suami istri bernama Ki Sarkawi dan Maimunah," cerita Yuzar. Sarkawi menikahi Maemunah setelah ditinggalkan istrinya. "Dari pernikahan pertamanya, ia dianugerahi dua orang anak, bernama Saedah dan Saenih," lanjutnya.

Maemunah, istri mudanya, merupakan penari ronggeng yang populer di pesisir utara dan Indramayu. "Suatu ketika, saat Ki Sarkawi pergi ke hutan, ia meninggalkan Saedah dan Saenih kepada istri mudanya yang merupakan ibu tiri mereka," tambahnya.

Sayangnya, Maimunah tak pernah menginginkan keberadaan Saedah dan Saenih. Ia kerap berlaku kasar kepada keduanya. Yuzar menambahkan, "Saat Maimunah hendak ke pasar, ia berpesan untuk tidak menggunakan beras dan uang yang ada di rumah".

Kondisi perut yang lapar, membuat Saedah tak tega melihat adiknya menderita. Namun, ia nekat memasak beras, yang sejatinya merupakan pantangan ibu tirinya. "Sepulangnya dari pasar, Maimunah sontak naik pitam melihat Saedah tak mengindahkan pantangannya, ia pun berlaku kasar hingga diketahui Ki Sarkawi yang pulang dari berburunya," tambahnya. 

Baca Juga: Napak Tilas Tari Topeng Mimi Rasinah di Tengah Era Modern dan Pagebluk

Ki Sarkawi kemudian memarahi Maemunah. Dia pun segera berpikir untuk menceraikannya. "Maimunah bergegas ke dukun, meminta pertolongannya untuk membuat suaminya itu, lebih memilih dirinya daripada kedua anaknya," terangnya.

Hingga di suatu sore, Ki Sarkawi terbesit untuk mengajak anaknya berburu di hutan. "Saedah dan Saenih bersemangat untuk turut serta ayahnya berburu," lanjut Yuzar.

Suatu ketika, Saenih kelelahan dan kehausan di tengah hutan belantara. "Ayahnya kemudian bergegas mencarikan minum untuk anak bontotnya itu, ia pun meninggalkan kedua anaknya di tengah belantara yang sunyi," tulis Yuzar. Berjam-jam kedua anak kecil itu menunggu, sampai langit malam dan kegelapan pekat menyelimuti hutan.

Mereka tak pernah menyadari bahwa ayahnya telah meninggalkan mereka. Saedah dan Saenih dibiarkan berdua di hutan yang gelap dan menerbitkan ketakutan. "Ki Sarkawi telah diguna-guna, untuk meninggalkan kedua anaknya ditengah hutan," tambahnya.