Serba-serbi Pemilihan Presiden Kita

By , Rabu, 9 Juli 2014 | 10:37 WIB
()

Gubernur DKI Jakarta dan seorang mantan jenderal Angkatan Darat akan bertarung pada hari Rabu untuk memimpin Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. 

Ini adalah pemilihan presiden langsung ketiga sejak jatuhnya rezim otokrat Suharto pada 1998. 

Siapakah para kandidat? 

Joko Widodo, seorang pengusaha yang kemudian menjadi gubernur Jakarta, dan calon wakilnya Jusuf Kalla, mantan wakil presiden, berkompetisi melawan mantan jenderal Angkatan Darat Prabowo Subianto dan mantan menteri perekonomian Hatta Radjasa. 

Joko, mewakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), digambarkan sebagai seseorang yang rendah hati dan berasal dari rakyat. Ia dikenal dengan sistem pemerintahannya yang efektif dan berusaha menggambarkan dirinya sebagai kandidat dari luar poros kekuasaan lama. 

Subianto, yang memimpin Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), mencitrakan dirinya sebagai pemimpin yang tegas. Tapi ia juga harus menghadapi dugaan pelanggaran hak asasi manusia saat ia menjabat sebagai Pangkostrad di masa pemerintahan Suharto di akhir 1990-an. 

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menghadiri acara peresmian pengoperasian 92 unit truk sampah baru di lapangan Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (11/12) (Fabian Januarius Kuwado/Kompas.com).

Apa yang dipertaruhkan? 

Kampanye kedua kandidat menggunakan retorika nasionalis terhadap ekonomi, korupsi dan isu-isu domestik lain seperti infrastruktur, pendidikan dan jaminan sosial. 

Joko berjanji mendongkrak produktivitas Indonesia dengan mendukung bisnis kecil dan mikro serta meningkatkan sistem keuangan.  

Subianto berkampanye untuk kendali ekonomi domestik yang lebih kuat dan membatasi peran investor asing di sektor minyak dan gas. 

Ia juga berjanji untuk mengurangi "kebocoran" aset Indonesia yang berdasarkan perkiraan timnya, mencapai USS84,5 miliar per tahun. 

Tetapi kurangnya rincian kebijakan dari kedua kandidat mengenai penciptaan lapangan kerja atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi telah membuat banyak pemilih khawatir. 

Bagaimana pandangan mereka tentang kebijakan luar negeri? 

Subianto menekankan pentingnya kekuatan militar dan mengatakan bahwa wibawa internasional berdasarkan pada kekuatan. 

Widodo ingin memperkuat hubungan antara Indonesia dan negara-negara lain melalui diplomasi dan mengatakan bahwa keterlibatan militer adalah jalan terakhir untuk menyelesaikan sengketa. 

Tidak satu pun yang punya kejelasan mengenai sasaran kebijakan luar negeri Indonesia di Asia Tenggara dan tidak ada yang memiliki sikap pasti atas ketegangan di Laut Tiongkok Selatan. 

Siapa yang akan menang? 

Jajak pendapat mengindikasikan bahwa hasil pemungutan suara kemungkinan tidak akan berbeda jauh. Joko memimpin selama masa kampanye dan pada satu titik unggil 30 poin. Namun sejumlah survei terakhir menunjukkan elektabilitasnya menurun hingga kurang dari lima poin saja. 

Pengamat mengatakan pemilih mengambang memiliki dampak signifikan terhadap hasil suara. Sekitar seperlima pemilih berada dalam kategori ini menurut survei pada akhir Juni. 

Bagaimana pemilihan berlangsung? 

Seratus sembilan puluh juta rakyat Indonesia memiliki hak pilih. Mereka akan memilh presiden dalam satu putaran. Siapa pun kandidat yang memperoleh suara terbanyak akan menang dan memimpin selama lima tahun. 

Hasil resmi akan diumumkan pada 21-22 Juli. Presiden yang baru akan dilantik pada 20 Oktober dan harus membentuk kabinet dalam dua pekan.