Penyebabnya masih menjadi perdebatan di antara para peneliti keanekaragaman hayati. Ada beberapa bukti bahwa iklim saat ini menjadi penyebab rendahnya keanekaragaman spesies di hutan tropis Afrika. Iklim di sabuk tropis Afrika lebih kering dan lebih dingin daripada di Asia Tenggara dan Amerika Selatan.
Bukti lain menunjukkan sejarah lingkungan dan tektonik yang berbeda selama puluhan juta tahun berdampak pada tingkat keanekaragaman hayati. Perubahan lingkungan tersebut meliputi, misalnya, pembentukan pegunungan, pulau-pulau, atau daerah gersang dan gurun.
Namun, sulit untuk membedakan antara dua faktor iklim saat ini dan sejarah lingkungan.
Dipimpin oleh Loic Pellissier, Profesor Ekologi Lanskap, para peneliti di ETH Zurich meneliti penyebabnya. Dengan bantuan model komputer baru, mereka melakukan simulasi diversifikasi spesies selama jutaan tahun evolusi.
Baca Juga: Menilik Peluang Pemuda Mempertahankan Kelestarian Keanekargaman Hayati
Para peneliti ETH mengembangkan model "gen3sis" dipresentasikan dalam jurnal PLoS Biology. Ini adalah model mekanistik di mana kendala utama seperti geologi dan iklim diwakili bersama dengan mekanisme biologis dan dari mana pola keanekaragaman hayati dapat terwujud.
Untuk menyimulasikan munculnya keanekaragaman hayati, proses yang paling penting untuk diintegrasikan ke dalam model adalah ekologi, evolusi, spesiasi dan penyebaran.
"Dengan empat aturan dasar ini, kita dapat menyimulasikan dinamika populasi organisme atas perubahan kondisi lingkungan. Juga menawarkan penjelasan yang sangat baik tentang bagaimana organisme muncul," kata Pellissier.