Kisah Perjuangan Pengumpulan Suara dalam Hitung Cepat

By , Minggu, 13 Juli 2014 | 11:52 WIB

Sry Rambu Kaita (28), Selasa (8/7) siang, dengan diboncengkan kakak laki-lakinya, melewati kampung-kampung, hutan, dan hamparan bukit-bukit savana Sumba untuk mencapai desa terpencil di selatan Waingapu, ibu kota Sumba Timur, di Nusa Tenggara Timur. Dia menempuh jarak sekitar 50 kilometer untuk menuju salah satu TPS di Desa Maidang, Kecamatan Kambata, Sumba Timur.

Sry termasuk salah satu interviewer quick count Litbang Kompas yang bertugas mengumpulkan data di wilayah NTT. Dia terbilang gigih dan tak pernah terdengar mengeluh saat menjalankan tugasnya.

Sry dan sang kakak bahkan sempat harus berhenti dan menyingkirkan sebatang pohon cukup besar yang tumbang menghalangi jalan di tengah hutan.

Lain pula kisah Herma Subiah Rahim (21), interviewer di Riau. Untuk mencapai TPS tempat tugasnya di Desa Pasenggrahan, Sungai Batang, dia harus menempuh 4 jam perjalanan, termasuk setengah jam di atas pompong (perahu kecil). Jalan rusak dan becek adalah bagian dari perjuangannya dari Tembilahan, Indera Giri Hilir.

Bahkan, relawan Modestus Modes (25) di Kalimantan Barat harus menempuh 6 jam perjalanan bersepeda motor menembus pedalaman di Kapuas Hulu demi mencapai TPS-nya.

2.500 lebih tenaga

Bagi 2.547 tenaga interviewer, surveyor, relawan yang melakukan pengumpulan data hitung cepat, perjalanan berjam-jam yang sulit, medan berat, dan terkadang berbahaya harus mereka jalani.

Sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa dan sudah bergabung menjadi relawan Kompas sejak quick count Pemilu Legislatif April 2014.

Hambatan tak hanya di perjalanan. Sampai di TPS tujuan, mereka pun harus mendapatkan izin dari kelurahan hingga RT, mencari akomodasi, dan tentu saja mencari spot sinyal telepon genggam yang terkuat.

Maklum, "jantung" proses hitung cepat adalah kecepatan pengiriman data hasil pemungutan suara di TPS yang dikirim surveyor di lapangan kepada pusat data. Data yang terkirim itu kemudian dikonfirmasi validitasnya melalui proses cek dan ricek ke petugas atau surveyor yang bertugas di TPS.

Untuk menjamin validitas dan kelancaran pengiriman data, Litbang Kompas menyelenggarakan pusat data regional, yaitu di Medan, Jakarta, Makassar, dan Ambon, sebelum dipusatkan di Jakarta.

Alat kontrol

Kegiatan hitung cepat merupakan sistem pemantauan hasil pemilu yang dapat mendorong hasil pemilu yang jujur dan relatif bersih. Dengan metode ini, hasil pemilu dapat dilihat pada hari itu juga setelah penghitungan suara di TPS usai dilakukan.